Virus Corona: Kelas Menengah Rentan Miskin
Paket stimulus yang diluncurkan pemerintah guna menghadapi ancaman kelesuan ekonomi akibat penyebaran wabah virus corona dinilai `melupakan kelas ekonomi menengah dan tidak berimbang karena hanya fokus kepada golongan menengah ke bawah dan korporasi`.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua paket stimulus ekonomi yang bernilai Rp405,1 triliun bagi masyarakat yang terdampak pandemi virus corona. Di antaranya adalah kartu sembako dan keringanan pembayaran listrik.
Namun Bhima Yudhistira Adhinegara, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan bahwa dalam pandemi virus corona seperti sekarang, tidak hanya kelas ekonomi miskin saja yang keuangannya terdampak.
Menurut Bank Dunia pandemi virus corona akan menambah jumlah penduduk miskin di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, hingga 11 juta orang.
Sementara di Jakarta, misalnya, ada puluhan ribu pekerja dan buruh yang melapor sudah dirumahkan per Jumat (3/4).
Khawatir PHK dan tidak mendapat THR
Dini Afiandi dari Tuban, Jawa Timur, warga kelas menengah memiliki kekhawatiran ekonomi.
Meski Dini tidak dirumahkan, karyawan di perusahaan angkutan truk tersebut mengatakan khawatir dengan kondisi keuangannya karena pemasukan perusahaan tempatnya bekerja telah berkurang sejak tiga bulan lalu.
Perusahaan tempat Dini bekerja mengandalkan pabrik semen sebagai klien utamanya, namun pabrik tersebut mengurangi produksinya sehingga banyak sopir truk yang kini dirumahkan dan tidak mendapat gaji, kata Dini.
Di tengah penurunan ekonomi akibat wabah virus corona, perempuan berusia 21 tahun itu masih pergi ke kantor dan bekerja, meski atasan membayar gaji dari kantong pribadinya.