VIVAnews - Pemerintah akan mematok harga solar bersubsidi maksimal Rp 5.500 per liter, seperti halnya premium yang ditetapkan paling tinggi Rp 6.000 per liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Herawati Legowo mengatakan, kalaupun harga solar internasional mengalami kenaikan cukup tinggi, harga solar bersubsidi dalam negeri akan ditetapkan maksimal Rp 5.500 per liter.
Menurut Evita, pengkajian penurunan harga solar akan berbeda dengan premium. Sebab, harga keekonomian solar masih di atas harga subsidi, sedangkan premium sudah berada di bawah harga subsidi. Hal ini dapat dilihat dari harga minyak Indonesia atau ICP dan kurs yang sedang melemah. "Ini yang menyebabkan harga solar bersubsidi belum bisa turun, karena masih di atas harga keekonomian," ujar Evita, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi Bidang Energi DPR, di Jakarta, Selasa 1 Desember 2008.
Evita mengatakan, dengan harga minyak mentah yang pada 2 Desember 2008 mencapai US$ 46,32 per barel, maka harga solar keekonomian masih Rp 6.064 per liter. "Perhitungan harga BBM bersubsidi akan melihat harga ICP dan kurs dari 25 November hingga tanggal 26 bulan berikutnya," katanya.
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Lenovo Yoga 9i Gen 8: Revolusi Laptop Premium yang Multifungsi dengan Intel Terbaru!
Gadget
2 menit lalu
Lenovo Yoga 9i Gen 8 menawarkan teknologi terdepan, baterai tahan lama, dan desain fleksibel untuk pengguna modern.
Generasi ninja Naruto, seperti Orochimaru, Naruto, dan Minato, telah melampaui pencipta teknik legendaris Tobirama Senju, membuktikan bahwa murid bisa melampaui gurunya d
Teknik-teknik api terkuat dalam Naruto, dari Zukokku hingga Amaterasu, menampilkan kekuatan luar biasa Klan Uchiha dalam mengendalikan elemen ini, menghadirkan ancaman ya
Redmi 10 5G kini hadir dengan harga terjangkau di bulan Mei 2024. Lihat spesifikasi lengkapnya di sini. Hemat sekarang!
Selengkapnya
Isu Terkini