ArwudaHealth Beberkan Cara Antisipasi Gelombang Ketiga Pandemi

Ilustrasi pandemi COVID-19.
Sumber :
  • The Japan Times

VIVA – Kasus pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak tahun lalu, belakangan ini mulai menuju arah yang positif. Meski demikian, beberapa pakar virologi mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya lonjakan kembali kasus positif bisa saja terjadi.

Di Universitas Harvard, Dirut BPJS Kesehatan Ungkap Jurus Capai UHC dalam 10 Tahun

Hal ini bisa diprediksi dengan melihat naiknya mobilitas masyarakat di akhir tahun, saat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru. Warga yang sudah lama tidak berlibur atau pulang kampung, akan memanfaatkan momen tersebut.

Salah satu pendiri ArwudaHealth, Sony Subrata, menjelaskan 15 strategi mengantisipasi dan memitigasi gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Strategi ini disusun berdasarkan berbagai rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Centers for Desease Control and Prevention atau CDC, American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning, dan ISO/PAS 45005:2020.

Menurut Sony, 15 strategi tersebut diawali dengan 10 Strategi Preventif, yaitu diadakannya audit area, fasilitas dan disiplin kerja, optimalisasi thermal face recognition, peningkatan frekuensi swab antigen, pengadaan tes PCR secara strategis, standarisasi dan frekuensi pengunaan masker.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Kemudian penambahan filtrasi HEPA di area kerja, aksesabilitas terhadap nutrisi dan vitamin yang spesifik, perlindungan asuransi khusus COVID-19, persiapan vaksinasi ketiga, dan pemanfaatan integrator layanan kesehatan.

Seminar antisipasi gelombang ketiga pandemi

Photo :
  • Arwudahealth

Kemudian dilanjutkan dengan 5 Strategi Kuratif yang meliputi persiapan program Isolasi Mandiri, aksesabilitas terhadap obat COVID-19, ketersediaan ruang ICU, penyediaan oxygen concentrator, serta kesiapan tenaga kesehatan yang profesional.

“Di akhir tahun ini dan awal tahun depan, kita sudah bisa membayangkan akan betapa rumitnya permasalahan ketika sebuah perusahaan padat karya mengalami outbreak di area kerjanya," ujarnya saat menghadiri acara seminar di Karawang, Jawa Barat, dikutip Selasa 19 Oktober 2021.

Sony juga menyoroti kasus Juli kemarin, di mana banyak masyarakat yang kesulitan mencari obat atau susah mendapatkan tempat tidur di rumah sakit akibat lonjakan kasus positif.

"Kesulitan mencari obat COVID-19 sampai ketidak-tersediaan ruang ICU adalah suatu kenyataan yang kita hadapi bersama ketika itu,” tuturnya.

"Setiap perusahaan tentu mau fokus menjalankan usahanya dan tidak ingin proses bisnisnya terganggu oleh COVID-19. Untuk itu perlu kehadiran pihak yang bisa membantu mereka memikirkan semua hal terkait pencegahan penularan,” kata dia menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya