- AP Photo
VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York berhasil tembus US$72 per barel. Kenaikan harga dipicu oleh harapan bahwa permintaan bahan bakar akan meningkat menjelang laporan mingguan inventaris minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan transaksi elektronik untuk perdagangan di Asia, Rabu siang waktu Singapura, harga minyak mentah untuk pengiriman Juli naik 23 sen menjadi US$72,22 per barel. Pada transaksi langsung di New York dini hari tadi, harga minyak mentah naik 55 sen menjadi US$71,99 per barel.
Survei American Petroleum Institute (API) memperkirakan penurunan stok minyak mentah di AS per pekan lalu. "Penurunan itu memberikan sinyal terjadi kenaikan permintaan bahan bakar," kata Victor Shum, analis energi dari Purvin & Gertz di Singapura.
Shum melanjutkan, pasar akan mengamati data yang lebih komprehensif dari survei Departemen Energi AS, yang akan dirilis Rabu waktu Washington DC.
Komentar dari gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke, mengenai harapannya agar AS tidak terpuruk kembali ke dalam resesi juga ikut mendongkrak harga minyak. Kabar bahwa optimisme pelaku usaha kecil AS mengalami peningkatan juga makin menguatkan harga minyak.
Beberapa analis mengatakan, harga minyak menguat antara lain juga karena kekhawatiran bahwa musim badai di Amerika dan moratorium pengeboran di Teluk Meksiko terkait kebocoran minyak BP bisa mengganggu produksi minyak dan gas alam di Teluk Meksiko.
Sementara itu, harga minyak untuk pengiriman Juli naik 11 sen menjadi US$72,19 per barel di bursa London. (Associated Press)