Sumalindo Akan Stock Split

VIVAnews - PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) dikabarkan bakal memecah nilai sahamnya (stock split) untuk jangka pendek.

RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita

Sumber VIVAnews mengatakan, harga saham sebelum stock split ditargetkan bercokol di level Rp 300. Sebab, kabarnya perseroan melalui konsorsium broker asing maupun lokal sudah memesan agar harga saham diangkat terlebih dulu. "Jadi, harga SULI bakal dikerek terus untuk mendukung langkah tersebut," jelasnya di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2008.

David, wakil presiden direktur Sumalindo saat dimintai konfirmasi mengatakan, perseroan belum berencana untuk memecah nilai saham perseroan. Sebab, perseroan sedang berkonsentrasi pada kinerja emiten pada akhir tahun maupun ke depan. "Jadi, tidak ada rencana stock split sampai 2008 ini," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 15 Desember 2008.

Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik

Per 31 Oktober 2008, PT Sumber Graha Sejahtera 2 menguasai saham berkode SULI sebanyak 51,63 persen dan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Senin, 15 Desember 2008, SULI ditutup menguat Rp 22 ke level Rp 132. Broker PT Kim Eng Securities dengan kode broker ZP tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Sumalindo.

Terpopuler: Jogja Fashion Week 2024 Kembali Digelar hingga Fakta Vaksin AstraZeneca Bikin Geger

Analis Perum Pegadaian Deni Hamzah berpendapat, secara umum aksi stock split saham akan meningkatkan likuiditas saham perseroan di pasar. Sebab, dengan mengecilnya harga sahamĀ  pasar akan mengundang invetor lokal di bursa untuk membeli saham perseroan. "Arti lain, harga saham Sumalindo terjangkau seluruh investor," jelasnya.

Sementara itu, laba bersih Sumalindo Lestari Jaya per kuartal III-2008, anjlok tajam hingga 97,8 persen menjadi Rp 888 juta atau Rp 0,72 per saham dari Rp 40,41 miliar atau Rp 42 per saham pada periode yang sama 2007.

Melorotnya kinerja emiten berkode SULI sudah terlihat dari pos laba kotor yang turun dari Rp 149,23 miliar menjadi Rp 96,51 miliar. Hal itu tidak terlepas dari membengkaknya beban pokok pendapatan perseroan per kuartal III-2008 yang tercatat Rp 758,78 miliar dari periode yang sama 2007 Rp 668,48 miliar.

Artinya, peningkatan beban jauh lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pendapatan sebesar 4,6 persen menjadi Rp 855,29 miliar dari Rp 817,70 miliar.

Beban usaha SULI periode Januari sampai September 2008, juga menggelembung menjadi Rp 85,01 miliar, sehingga laba usaha tergerus tajam menjadi Rp 11,50 miliar dari Rp 69,55 miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya