Penjualan Menara Bakrie Telecom Disetujui

VIVAnews - Rencana penjualan menara PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) disetujui oleh pemengang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Selasa 16 Desember 2008.

Perseroan telah menerima penawaran dari PT Solusi Tunas Pratama, PT Tower Bersama, PT Protelindo, PT Retower, PT Padi Mekatel, serta PT Powertel Telecom. Pengumuman pemenang diharapkan pada 20 Januri 2009. 

Direktur Utama Bakrie Telecom Anindya Bakrie mengatakan, perseroan menargetkan Rp 380,22 miliar dari penjualan menara. Dana itu akan dipakai untuk pengembangan usaha, terutama pendanaan belanja modal (capex). "Penjualan dilakukan supaya fokus usaha perseroan hanya pada konsumen, sehingga perseroan tidak terganggu dengan pemeliharaan base transceiver station (BTS)," kata dia dalam jumpa pers usai RUPS LB di Wisma Bakrie II, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta.

Dia mengatakan, proses tender diharapkan kelar dalam 45 hari. Peserta tender telah menyelesaikan uji tuntas. Awalnya perserta membayar uang simpanan (deposit) sebesar Rp 8 miliar. Saat proses tender, peserta menambah deposit menjadi Rp 42 miliar. "Target dana Rp 380 miliar bisa tercapai, karena peserta tender sudah berkomitmen mengenai kesiapan dana mereka," kata dia.

Anindya menambahkan, dalam perjanjian peserta tender juga menyatakan bahwa mereka tidak terkait dengan salah satu grup telekomunikasi di Indonesia. "Bidder adalah perusahaan tower independen," kata dia.

Rencana penjualan saham BNBR 
Anindya mengatakan, Bakrie Telecom telah memperoleh komitmen dari induk usahanya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). BNBR akan tetap menjadi pemegang saham pengendali. Komitmen ini dipicu oleh rencana BNBR menjual sebagian saham di Bakrie Telecom. Kini BNBR menguasai 52 persen saham perseroan.

Mengenai pembelian kembali (buy back) saham, Bakrie Telecom telah membeli kembali 2,4 persen saham di pasar. Dana yang telah dikucurkan Rp 48 miliar. "Kami tidak berwenang menentukan harga buyback ini," kata dia.

Anindya mengatakan, perseroan akan fokus pada pertumbuhan organik. Karena pertumbuhan dalam dua tahun terakhir sangat signifikan. Hingga akhir 2008, BTEL optimistis bisa mencapai target 7 juta pelanggan. Pada 2009 perseroan tetap menargetkan 10,5 juta pelanggan, meski daya beli masyarakat mengalami tekanan.

BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta
Rio Reifan ditangkap polisi atas kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu di Kediamannnya.

Terpopuler: Rio Reifan Ditangkap karena Kasus Narkoba hingga Zita Anjani Pamer Starbucks di Mekkah

Artikel yang memuat berita terkait penangkapan Rio Reifan itu menjadi salah satu dari empat artikel dengan jumlah pembaca paling tinggi di kanal Showbiz VIVA.CO.ID

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024