Smart Bantah Tuduhan Greenpeace

Kelapa sawit.
Sumber :
  • Antara/Maril Gafur

VIVAnews - PT Smart Tbk (SMAR) dan induk perusahaannya, Golden Agri-Resources Ltd (GAR) membantah tuduhan Greenpeace yang dipublikasikan melalui situsnya yang menyatakan perseroan adalah “perusahaan yang kontroversial” di samping hal-hal lainnya.

Smart, sebagai anak perusahaan GAR, adalah perusahaan yang bertanggung jawab dan berkomitmen memproduksi minyak kelapa sawit yang lestari. Smart mengelola seluruh perkebunan yang dimiliki GAR.

Menurut Daud Dharsono, direktur utama Smart dalam keterbukaan informasinya, bertolak belakang dengan pernyataan Greenpeace. Sebab, Smart secara mutlak menentang praktik pembakaran dan menerapkan Zero Burning Policy (pengelolaan lahan tanpa pembakaran) sejak tahun 1997, sebelum diberlakukannya kebijakan yang sama oleh pemerintah Indonesia pada 1999.

Dia menambahkan, sebagai bagian dari keseluruhan strategi dalam mengonservasi lahan dengan stok karbon tinggi dan keanekaragaman hayati, perseroan berkomitmen tidak membudidayakan kelapa sawit di atas lahan gambut, hutan primer atau pun mengonversi lahan yang memiliki Nilai Konservasi Tinggi.

Sebagai pelaku usaha, kata Daud, Smart juga patuh dan tunduk pada hukum serta peraturan perundang-undangan Republik Indonesia maupun pada prinsip-prinsip dan kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (”RSPO”). "Komitmen ini berlaku atas seluruh perkebunan yang dimiliki dan di kelola oleh Smart dan GAR," ujarnya.

GAR saat ini, tengah dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi seluruh unit perkebunan kelapa sawitnya pada tahun 2015, sedangkan beberapa perkebunannya tengah berada dalam proses sertifikasi RSPO.

Smart juga telah menunjuk Control Union Certification (”CUC”) dan BSI Group (”BSI”), dua badan sertifikasi terkemuka di dunia yang juga diakreditasi RSPO untuk melakukan verifikasi atas klaim-klaim yang sebelumnya dilontarkan Greenpeace.

CUC dan BSI dibantu oleh dua tenaga ahli Indonesia dari Institut Pertanian Bogor (”IPB”), Prof. Dr. Bambang Hero Saharjo, dan Dr. Ir. H. Yanto Santosa.

Penekanannya, Daud mengakui, pada kegiatan verifikasi yaitu untuk memastikan proses tersebut dilaksanakan secara independen, ilmiah, dan memiliki landasan yang kuat.

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

"Kami secara berkesinambungan melakukan komunikasi dengan para konsumen mengenai praktik-praktik sustainability dan meminta mereka untuk secara langsung meminta klarifikasi dari kami apabila ada hal-hal yang menjadi perhatian mereka," ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya terbuka dan transparan atas praktik-praktik perseroan dan terbuka untuk berdiskusi secara konstruktif berdasarkan fakta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan dan ilmiah dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Greenpeace, paska diumumkannya laporan hasil verifikasi secara keseluruhan di bulan Juli.

Sementara itu, Daud menuturkan, minyak kelapa sawit adalah komoditas unggulan dan membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Industri ini memberikan lapangan pekerjaan secara langsung kepada lebih kurang 4,5 juta jiwa di dalam negeri.

Pada tahun 2005, minyak kelapa sawit memberikan kontribusi ekspor sebesar AS$3,8 miliar atau enam persen total ekspor non-migas Indonesia. Pada 2009, angka kontribusi ekspor mencapai AS$10,4 miliar atau 11 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

Terlebih, komoditas ini adalah sebuah komponen vital dalam rantai pangan yang memberikan kesempatan kepada dunia untuk memenuhi kebutuhan atas bahan pangan.

Selain itu, kehadiran minyak kelapa sawit memungkinkan adanya keanekaragaman produk – dari bahan pangan hingga konsmetik – yang terjangkau rumah tangga. (adi)

Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil
Ilustrasi tahanan diborgol

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel), berhasil menangkap 6 debt colector sadis, yang hendak mengambil mobil korban dengan cara ditabrak.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024