- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Skenario pembatasan penggunaan bahan bakar bersubsidi sudah selesai dibahas. Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, mengatakan skenario sudah diserahkan kepada Menteri ESDM.
Evita mengatakan pembatasan konsumsi BBM tetap akan dilakukan setelah pemerintah memperhitungkan beban subsidi. Sebab baru menginjak semester I-2010 saja konsumsi BBM bersubsidi sudah melonjak rata-rata 6-8 persen dari kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010.
Namun sesuai pernyataan sebelumnya, kata Evita, bahwa mungkin saja meski dibatasi untuk kendaraan sepeda motor dan angkutan umum masih diperbolehkan menggunakan BBM bersubsidi. "Nanti saja disampaikan kalau sudah putus," kata Evita.
Menurutnya bahwa dalam implementasi pembatasan konsumsi ini dikuti pula dengan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.55/2005 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bahan Bakar Minyak ( BBM) Dalam Negeri.
Yang jelas tim terkait hari ini sudah melaporkan rencana pembatasan BBM subsidi tersebut kepada Menteri ESDM. Dari laporan ini kemudian akan dimintai persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sayang, Evita masih enggan mengungkapkan bahwa apakah yang digunakan dalam pembatasan ini menggunakan smart card atau persiapan lain.
"Nanti diharapkan pertengahan Agustus sudah dibawa ke DPR, sekarang sudah dimenteri," kata Evita.