Semangat Blood4LifeID Penghubung Donor Darah untuk Hidup Indonesia

Tim Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID))
Sumber :
  • Blood4LifeID

Depok -Internet tidak hanya mengantar manusia menuju peradaban yang maju, dalam kemajuan internet juga manusia bisa membangun kepedulian sesama. Seperti kisah Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID) para pejuang sosial yang membantu yang membutuhkan darah melalui internet.

Kasus DBD Naik, PPDI Minta Perempuan RI Ikut Donor Darah

Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia mengantarkan Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID) atau BLF Indonesia menjadi salah satu komunitas yang menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards.

Aldi Rizaldi, adalah satu dari banyak admin, dia adalah Koordinator Admin IGD Virtual, Blood For Life Indonesia. Begabung sejak tahun 2013, pria kelahiran Bogor, 1 November 1992 sudah genap 10 tahun menjadi relawan BLF.

"Dulu mengenal BLF saat masih kuliah di Surabaya. Niat awalnya saya ingin berbuat baik dengan apa yang kita punya dan bermanfaat untuk sesama," katanya saat diwawancarai VIVA, Senin ,18 September 2023.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

Tim Blood for Life Indonesia (Blood4LifeID))

Photo :
  • Blood4LifeID


Aldi pun bergabung dengan Blood For Life Indonesia, Komunitas Pendonor Darah yang menjadi penghubung antara keluarga pasien yang membutuhkan darah dengan segenap relawan donor darah di seluruh Indonesia. Blood For Life Indonesia sendiri didirikan pada tanggal 19 Maret 2009 oleh Valencia Mieke Randa yang pada saat itu dikenal melalui akun Twitternya yaitu @justsilly dan berdomisili di Jakarta.

"Saya punya teman-teman yang mempunyai pemikiran yang sama, dan saya berpikir kalau terjun di BFL manfaatnya bisa lebih luas lagi untuk mengajak orang lain donor," ungkapnya.

Sejak tahun 2009 hingga saat ini, Blood For Life Indonesia sudah berjalan dan menjangkau seluruh daerah di Indonesia dalam kesehariannya menyebarkan informasi kebutuhan pendonor darah dari keluarga pasien yang memerlukan. Selain itu, Blood For Life Indonesia juga melakukan edukasi masyarakat untuk menjadikan donor darah sebagai gaya hidup sekaligus membagikan informasi kegiatan-kegiatan donor darah di berbagai daerah di Indonesia.

BLF memiliki jaringan se-Indonesia, meski begitu, kesulitan adalah hal yang biasa dihadapi. Saat kebutuhan pasien di kota yang letaknya  bukan berada di kota besar. Sementara sisi lain pendonor tidak banyak dan mengkontak komunitas pendonor yang lain. Aral melintang terus dirasakan para adminnya, terlebih saat Indonesia dilanda Covid-19. Darah yang dibutuhkan tak sembarang golongan melainkan jenis plasma.

"Darahnya khusus bukan donor darah, tetapi plasma sementara stok antar kota sulit, dan kita menghubungkan keluarga dengan mengarahkan ke lokasi darah," ucapnya.

Tidak hanya melalui media sosial, Blood For Life Chapter di tiap daerah yang menjadi perpanjangan tangan pusat juga aktif mengadakan kegiatan donor darah, seminar tentang donor darah, bakti sosial, dan sebagainya. Tercatat saat ini terdapat beberapa Blood For Life Chapter yang cukup aktif seperti Chapter Surabaya, Chapter Makassar, Chapter Jakarta, Chapter Bekasi, Chapter Manado, Chapter NTB, dan Chapter Yogyakarta.

Duel Keras Penuh Darah, Sebastian Fundora Hancurkan Rekor Tak Terkalahkan Tim Tszyu

"Dan setelah lama menekuni relawan ini, ternyata banyak yang membutuhkan darah, baik untuk cuci darah atau terapi yang secara rutin harus transfusi dan belum tentu tersedia. Menyambung darah untuk hidup pasien," ungkapnya. 

BFL Indonesia tak lepas dari sosok Valencia Mieke Randa yang erat dengan perihal kerelawanan khususnya di bidang kemanusiaan. Blood For Life Indonesia merupakan salah satu komunitas besutannya. Relawan Blood For Life Indonesia biasa memanggil Valencia Mieke Randa dengan sebutan Kak Valen. Berasal dari Toraja Sulawesi Selatan, saat ini Kak Valen berusia 46 tahun. Kak Valen merupakan lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang saat ini fokus mengabdikan dirinya di bidang kemanusiaan dan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan beberapa lembaga atau programnya. Meskipun latar memiliki latar belakang pendidikan yang tidak berkaitan dengan apa yang dicanangkan, pengalaman hidupnyalah yang membangun jiwa sosial dalam dirinya dan kecintaan terhadap masyarakat khususnya yang membutuhkan pertolongan.

"Sama seperti Foundernya Kak Valen mempunyai pengalaman di mana keluarganya sakit membutuhkan dari dan akhirnya mengontak teman-temannya lewat email, dibuat komunitas di satu kota supaya bisa bantu. Dan buat komunitas Blood For Life itu, dan memperluas jangkauannya lewat twitter (X)," kata Aldi.

Kegiatan utama yang dilakukan oleh Blood For Life Indonesia adalah menghubungkan relawan pendonor dengan pasien yang membutuhkan donor darah. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberdayakan tenaga relawan Admin IGD Virtual Blood For Life yang tersebar di berbagai daerah Indonesia melalui media sosial Blood For Life (biasa disebut IGD Virtual).

"Gerakan relawan di internet dan media sosial terus tidak hanya di media sosial.  Relawan membuka penyuluhan dan kegiatan donor darah bekerjasama dengan banyak instansi di berbagai kegiatan untuk mengajak masyarakat donor darah," tutur Aldi.

Hingga saat ini terdapat 20 orang Admin dengan 20 Tim Support lainnya yang mengelola informasi yang masuk dan disebarkan dari keluarga pasien yang membutuhkan pendonor darah setiap harinya. Tim Admin harus menindaklanjuti setiap informasi yang masuk, memastikan informasi tersebut valid, lalu dibantu Tim Support untuk membagikan informasinya ke berbagai media sosial Blood For Life Indonesia seperti Twitter, Instagram, dan Facebook. Sebagai pusat pengelolaan data kebutuhan pendonor, Blood For Life memiliki website tersendiri yaitu www.blood4life.id, yang mana setiap keluarga pasien yang membutuhkan darah namun stok di PMI sedang minim, mereka dapat mengisi formulir permohonan kebutuhan pendonor di halaman muka website. Selain Tim Admin dan Tim Support, Blood For Life Indonesia juga ditunjang oleh fungsi beberapa Tim seperti Tim Konten, Tim Humas, Tim Edukasi, dan lain-lain.

Cerita di balik Berdirinya Blood For Life Indonesia

Gagasan awal didirikannya Blood For Life Indonesia bermula saat Kak Valen menemani ibunya di rumah sakit, dia melihat pendarahan pasien lain di ruangan yang sama. Pihak Rumah Sakit dan keluarganya tidak berhasil menemukan pendonor darah untuk pasien, sampai akhirnya pasien itu meninggal dunia. Meskipun tidak mengenal keluarga tersebut, tetapi Kak Valen turut sedih menyaksikan kejadian yang mereka alami. Valencia tidak dapat membayangkan bagaimana jika hal itu terjadi pada orang-orang yang dia cintai.

Di lain waktu Kak Valen juga merasa sangat kecewa ketika mengetahui banyaknya SMS penipuan tentang kebutuhan darah yang menyebar di tengah masyarakat, apalagi jika terdapat calo-calo darah yang memanfaatkan kesulitan orang lain untuk keuntungannya sendiri. Ibunya berkata, kalau Valencia harus berbuat sesuatu tentang hal itu, bukan hanya kecewa. Sesuatu yang besar selalu dimulai dari hal yang kecil, maka dibentuklah group Blood for Life di sebuah mailing list (milis) bersama 44 pembaca blognya.

Dikutip dari laporan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2016, kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantung per tahun (2% jumlah penduduk Indonesia). Diketahui, output dari proses donor darah dan komponennya hanya mencapai 4,6 juta kantung darah. Sebanyak 90% output donor tersebut berasal dari donor darah sukarela. Dari hasil perhitungan tersebut, artinya Indonesia masih mengalami kekurangan pendonor darah setiap tahunnya kurang lebih sekitar 500.000 kantung darah.

Berdasarkan pengalaman Kak Valen terkait kenyataan yang memprihatinkan seputar kebutuhan donor darah di tengah masyarakat, Blood For Life Indonesia lahir dengan tujuan membantu masyarakat dan PMI dalam upaya pemenuhan kebutuhan darah tersebut.

Setiap ide yang lahir di Blood For lndonesia merupakan buah pikir setiap anggota di dalamnya. Wawasan seputar media sosial dan donor darah juga sesekali didapatkan dari beberapa pakar dan pihak PMI. Dari ide-ide yang terus diperbarui itulah seluruh relawan Blood For Life Indonesia bergerak dan terus belajar.

Keunggulan program yang dimiliki oleh Blood For Life Indonesia adalah pemanfaatan media sosial yang sangat cepat dalam arus persebaran informasi dan sangat luas menjangkau setiap daerah di Indonesia. Siapa pun dan di mana pun keluarga pasien yang membutuhkan pendonor saat darurat dapat mengirimkan formulir permohonan kebutuhan pendonor darah dan kami upayakan sebarkan informasi ke relawan pendonor yang ada di sekitar daerah keluarga pasien tersebut. Jika sebelumnya keluarga pasien harus mencari pendonor dari kerabat atau keluarga lain yang terbatas, kini mereka bisa dengan mudah menitipkan informasi kebutuhan pendonor darah di Blood For Life Indonesia agar dihubungkan dengan calon pendonor yang sekiranya sesuai dan berkenan untuk mendonorkan darahnya.

Masa-masa darurat seringkali dialami oleh Tim Relawan Blood For Life Indonesia. Setiap tahun di Bulan Ramadan, jumlah pendonor menurun dibandingkan bulan-bulan biasa. Permohonan kebutuhan pendonor yang masuk ke Blood For Life Indonesia semakin bertambah. Biasanya sehari kami menerima kurang lebih sepuluh permohonan kebutuhan pendonor, pada Bulan Ramadan kami bisa menerima tiga hingga lima kali lipat jumlahnya. Tidak hanya PMI yang menggencarkan kegiatan donor darah di berbagai tempat, Tim Relawan Blood For Life Indonesia juga terus mengedukasi netizen dan masyarakat untuk tetap mendonorkan darah di Bulan Ramadan, terlebih jika kondisi diri memang sedang fit atau bisa dilakukan di malam hari.
          
Bukan hanya ketika Bulan Ramadan, masa pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan bagi seluruh Tim Relawan Blood For Life Indonesia, ketika masuk begitu banyak permohonan pendonor Plasma Konvalesen untuk pasien Covid-19. Hal ini terasa sulit dan membuat terenyuh karena begitu banyak yang  membutuhkan, namun jumlah pendonor Plasma Konvalesen ini juga jumlahnya terbatas. Lagi-lagi Tim Relawan Blood For Life Indonesia gencar melakukan edukasi dan menginformasikan di media sosial @Blood4LifeID serta turun langsung ke lapangan untuk jemput pendonor.

Program Blood For Life dijalankan secara penuh untuk tujuan sosial kemanusiaan. Tidak ada keuntungan sepeser pun yang diterima oleh anggota Blood For Life Indonesia yang berkontribusi secara sukarela di Blood For Life Indonesia. Alih-alih mendapatkan upah, seluruh personil Tim IGD Virtual BFL bersedia mengeluarkan biaya pulsa atau kuota dari kantung pribadi untuk menjalankan aktivitas di Blood For Life Indonesia. Karena mereka yakin apa yang dilakukan oleh mereka merupakan perbuatan baik yang punya dampak besar di tiap-tiap harapan keluarga pasien, hidup sang pasien di tengah sulitnya pemenuhan kebutuhan darah pada saat-saat tertentu.

Obstacle

Kendala yang dihadapi sepanjang perjalanan komunitas Blood For Life Indonesia ada dua, dari segi internal maupun eksternal. Kendala dari segi internal seperti pergantian anggota di tengah kepengurusan Blood For Life Indonesia. Alasannya beragam seperti finansial, kesehatan, keluarga, dan lain-lain. Namun yang paling sering adalah relawan terpaksa meninggalkan aktivitas Blood For Life Indonesia karena harus fokus pada pekerjaannya demi menunjang kondisi finansial keluarga. Menghadapi hal ini, pengurus tidak bisa memaksakan anggotanya untuk tetap bertahan di komunitas karena memang pengurus juga tidak bisa memberikan balas jasa apa pun kepada setiap anggotanya yang telah berkontribusi. Upaya yang masih memungkinkan adalah melakukan rekrutmen anggota baru lalu memberikan pelatihan sampai siap komitmen menjadi bagian dari Blood For Life Indonesia.

Kami juga menyadari bahwa kami masih perlu mempelajari untuk membuat terobosan baru yang dapat menghasilkan dana tanpa merugikan pihak mana pun dan memberikan sedikit tanda jasa kepada relawan Blood For Life Indonesia yang sehari-hari bertugas.

Sedangkan kendala eksternal yang dihadapi oleh Tim IGD Virtual Blood For Life Indonesia adalah pihak-pihak yang mencari keuntungan di tengah kepanikan keluarga pasien atau biasa disebut calo darah. Calo darah ini mulai dari yang memang benar memperjualbelikan darah (donor tapi dengan bayaran) sampai dengan yang fiktif alias menipu tanpa adanya proses donor darah. Hal ini sangat tidak dibenarkan karena akan memperburuk citra relawan donor darah di tengah keluarga pasien. Kami selaku Tim Admin IGD Virtual Blood For Life Indonesia selalu mengingatkan keluarga pasien yang kami hubungi untuk melaporkan jika ada pihak-pihak yang meminta imbalan dalam proses donor darah. Kami juga melakukan edukasi dengan menyebarkan flyer tentang donor darah, proses memohon bantuan pendonor ke Blood For Life Indonesia, dan informasi terkait lain yang dibutuhkan keluarga pasien.


Saat ini, Blood For Life Indonesia memiliki sekitar 160 orang relawan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah 160 relawan atau anggota Blood For Life Indonesia itu belum termasuk dengan relawan donor darah yang telah mendaftar di database donor darah sukarela Blood For life dan di websitenya. Seluruh relawan Blood For Life Indonesia berjibaku untuk membantu pemenuhan kebutuhan pendonor bagi pasien setiap harinya.

Dua tahun terakhir, Blood For Life Indonesia memiliki website yang memudahkan masyarakat mendaftarkan kebutuhan pendonor melalui formulir di dalamnya dan juga memudahkan relawan Blood For Life untuk melakukan pencatatan informasi yang masuk dan memberikan nomor urut di setiap postingan. Sebelum adanya website, Tim Admin IGD Virtual Blood For Life Indonesia melakukan pemberian nomor urut pasien dan pencatatan permohonan kebutuhan pendonor secara manual.

Sejak pertama launching pada tanggal 8 Desember 2019, Website Blood For Life Indonesia telah menerima formulir kebutuhan pendonor sejumlah 34.454 pasien. Dari jumlah tersebut, terdapat 21.275 informasi yang valid dan telah dibantu disebarkan infonya ke berbagai media sosial dan jaringan pendonor darah di sekitar. Dari dua puluh satu ribuan informasi yang valid itu, sudah ditutup baik karena terpenuhi atau pasien meninggal dunia.

Hari ini tercatat masih ada 600 informasi aktif permohonan kebutuhan pendonor darah ataupun pendonor plasma konvalesen mengingat situasi pandemik covid-19 sehingga membludak permintaan kebutuhan donor plasma. Hal ini tidak diimbangi dengan jumlah pendonor plasma yang memungkinkan untuk donor. Tim IGD Virtual Blood For Life Indonesia terus berupaya melakukan yang terbaik dengan mengefektifkan jam jaga admin dari pukul 6 pagi sampai dengan 12 malam setiap harinya.

Menjangkau Pendonor

Blood For Life Indonesia tidak memiliki target secara kuantitas, kecuali harapan agar setiap relawan di Blood For Life memiliki kekuatan dan kapasitas untuk menindaklanjuti setiap permohonan kebutuhan pendonor yang masuk ke Blood For Life Indonesia dengan baik. Lebih dari itu, seluruh relawan Blood For Life berharap masyarakat, PMI, dan segenap komunitas donor darah dapat selalu menjadikan donor darah sebagai gaya hidup sehat dan juga penyelamat.

Setelah pandemi berakhir, kebutuhan pendonor darah yang masuk di website blood4life.id menjadi normal kembali, yang artinya dalam satu hari hanya ada 1-3 permintaan kebutuhan pendonor. Ini juga berarti stok darah yang ada di UTD Rumah Sakit atau UTD PMI masih cukup memenuhi kebutuhan donor darah yang ada.

Harapan yang Berkelanjutan

Harapan kami dan seluruh relawan Blood For Life Indonesia adalah Blood For Life Indonesia semakin mapan dan efektif dalam kinerjanya. Blood For Life memerlukan tempat atau markas sebagai pusat koordinasi antar relawan yang jelas, karena saat ini Blood For Life Indonesia masih menumpang lokasi pada Rumah Harapan Indonesia di Tebet-Jakarta. Selain itu, Tim Pengurus Harian Blood For Life Indonesia pun tengah mewacanakan adanya tim profesional atau fokus bekerja sebagai pengurus Blood For Life Indonesia, agar pengembangan organisasi dapat tercapai dengan baik dan berjalan lancar. Melihat kendala yang ada saat ini, anggota dan bahkan relawan inti yang merupakan pengurus harian Blood For Life Indonesia merupakan relawan yang artinya tetap memiliki kesibukan utama di luar Blood For Life Indonesia.

"Kami belum pernah memenangkan perlombaan dan penghargaan apa pun baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun lebih dari itu, penghargaan terbesar yang kami terima sebagai relawan adalah ungkapan syukur dari keluarga pasien yang terpenuhi kebutuhan darahnya dan merasa terbantu dengan adanya komunitas Blood For Life Indonesia,"

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya