- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melemah saat mengawali transaksinya hari ini, Selasa 10 Agustus 2010.
Gifar Indra Sakti, analis PT Sucorivest Central Gani berpendapat, sisi teknis sudah menunjukkan IHSG rawan aksi tekanan jual (profit taking) karena harga-harga saham sudah mendekati level tertingginya.
"Hal itu terbaca dari sisi teknis, yaitu indikator stochastic oscillator yang sudah mendekati area overbought (jenuh beli)," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta.
Selain itu, dia mengakui, penguatan IHSG kemarin yang tidak ditopang volume transaksi yang meningkat turut menunjukkan peluang terjadinya pelemahan. "Apalagi, kalau indeks bursa regional bergerak negatif, kondisi itu akan menguatkan posisi indeks di teritori negatif," ujar Gifar.
Pada pembukaan perdagangan Selasa, IHSG melemah 3,07 poin (0,10 persen) ke level 3.079,53. Pelemahan itu melanjutkan pergerakan serupa pada prapembukaan (pre-opening) yang sempat turun 3,34 poin atau 0,11 persen di posisi 3.079,26.
Sedangkan pada transaksi awal pekan ini, Senin 9 Agustus 2010, IHSG ditutup positif setelah menguat 22 poin (0,71 persen) ke level 3.082,60.
Indeks bursa Asia pada saat IHSG dibuka rata-rata juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng terkoreksi 77,49 poin (0,36 persen) ke level 21.724,10 dan Seoul Composite melemah 2,04 poin atau 0,11 persen di posisi 1.788,13.
Sementara itu, bursa Wall Street pada perdagangan Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari WIB kembali bergerak positif.
Indeks harga saham Dow Jones terangkat 45,19 poin (0,42 persen) menjadi 10.698,75, Standard & Poor's 500 menguat 6,15 poin atau 0,55 persen ke level 1.127,79, dan indeks harga saham teknologi Nasdaq naik 17,22 poin (0,75 persen) di posisi 2.305,69. (art)
Anak Buah Luhut Sebut Lebih Cocok Mobil Listrik, Hidrogen Buat Bus dan Truk
Hidrogen menjadi salah satu energi terbarukan yang digunakan untuk menekan emisi karbon, atau mengurangi pemakaian minyak fosil, tapi masih kalah tenar dari mobil listrik
