Anak Buah Luhut Sebut Lebih Cocok Mobil Listrik, Hidrogen Buat Bus dan Truk

Toyota Mirai yang menggunakan energi hidrogen
Sumber :
  • Dok: Toyota

Jakarta – Hidrogen menjadi salah satu energi terbarukan yang digunakan untuk menekan emisi karbon, atau mengurangi pemakaian minyak fosil. Namun energi uap air itu belum cukup popular dibandingkan listrik.

Terbesar Sepanjang Sejarah, PLN Bukukan Laba Bersih Rp 22,07 Triliun pada 2023

Hanya ada beberapa produsen yang sudah mengembangkan mobil hidrogen diantaranya Toyota, dan Honda, lalu truk hidrogen besutan Isuzu yang masih dalam tahap studi.

Bahkan di Indonesia, hanya Toyota yang sudah beberapa kali memperkenalkan mobil hidrogen, dan saat ini sedang melakukan riset dengan merangkul perguruan tinggi.

Segini Uang Muka dan Bunga Kredit Mobil Listrik Neta Pakai Lising Barunya

Sebagian besar produk rendah emisi yang dipasarkan di RI, didominasi BEV (Battery Electric Vehicle), dan hybrid yang terbagi menjadi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), HEV (Hybrid Electric Vehicle), dan mild-hybrid.

Maka tidak heran jika anak buah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut jika kendaraan listrik lebih masuk akal untuk saat ini, terutama mobil penumpang.

GAC Aion Hyper SSR: Mobil Sport Listrik Canggih Siap Meluncur di Indonesia?

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan, hari ini teknologi listrik lebih konkret untuk menekan emisi, dibandingkan hidrogen yang masih terbatas.

“Kalau kita hari ini teknologi listrik, saya punya pendapat pribadi memang energinya cukup besar, jadi mungkin cocok untuk berat-berat kaya long distance seperti truk, dan bus,” ujarnya, dikutip, Rabu 8 Mei 2024.

Menurutnya untuk mobil penumpang, atau kendaraan pribadi BEV hari ini lebih unggul meskipun sudah ada yang melakukan riset hidrogen, namun secara perkembangan teknologi listrik tetap mendominasi.

“Tapi kita kan enggak tahu masa depan, yang ada teknologi siap pakai baterai, tapi kita tidak menutup mata karena filosofi kita rendah emisi,” tuturnya.

Meskipun kendaraan listrik menjadi target utama pemerintah untuk mencapai netralitas karbon pada 2060, namun PT PLN (Persero) tidak mau ketinggalan dengan teknologi lain, salah satunya mendirikan tempat pengisian hidrogen yang sudah beroperasi Februari 2024.

PLN Indonesia Power pamerkan stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia

Photo :
  • Dok. PLN IP

Perusahaan listrik milik negara itu menyebutnya Hydrogen Refueling Station, atau HRS yang berlokasi di Senayan, Jakarta. Seperti yang disampaikan Direktur PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangannya.

"Kami juga siap menghadirkan hydrogen refueling station pertama di Indonesia sebagai opsi energi yang ramah lingkungan bagi kendaraan," ujar Darmawan.

Menurutnya secara biaya hidrogen jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak, atau BBM, hingga listrik. Untuk mobil berbahan bakar berjalan sejauh 1 kilometer rata-rata butuh biaya Rp1.400, sedangkan listrik Rp370 per km, dan hidrogen Rp350 per km.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya