Tiga Ton Obat Dikirim ke Mentawai

Bayi setengah bulan ditemukan selamat dari tsunami Mentawai
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra

VIVAnews - Kementerian Kesehatan mengirim tiga ton obat-obatan dan lima ton minuman pengganti air susu ibu untuk korban tsunami di Mentawai, Sumatera Barat.

 KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1

Bantuan itu dikirim bersama tim Kementerian yang terdiri dari personel Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Satu ton obat diperkirakan tiba di Mentawai pada Jumat 29 Oktober 2010 hari ini. Dua ton lagi menyusul berangkat bersama minuman pengganti ASI yang dibawa KRI Teluk Gilimanuk yang direncanakan tiba Sabtu besok.

Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi & Kesiapsiagaan Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Kementerian Kesehatan, drg Els Mangundap, MM, menyatakan, kebutuhan dasar para korban selamat adalah makanan dan medik dasar. Kementerian akan fokus pada yang kedua ini.

Sementara Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan, drh Wilfred H. Purba,MM,M.Kes, menyatakan, selain obat-obatan, Kementerian Kesehatan juga membangun sarana pembuangan kotoran di lokasi pengungsian. Kemudian juga mengirim kantong sampah, air rahmat, insektisida dan penjernih air cepat.

Jadi, kata Wilfred, "tidak betul kalau kami lebih memusatkan perhatian ke Merapi. Dua-duanya (Mentawai dan Merapi) sesegera mungkin kami tangani. Untuk Mentawai memang ada faktor lokasi yang sulit ditempuh. Perjalanan dengan kapal kecepatan tinggi bisa 5 jam, sementara kapal bisa 9 jam. Untuk itu kami bekerja sama dengan TNI angkatan laut untuk penggunaan helikopter."

Laporan Fina Dwi Yurhami

Penyebab Raibnya Foto Jokowi di Kantor PDIP Sumut Terungkap, Kini Sudah Terpasang Lagi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024