Ancaman Abu Vulkanik Terhadap Penerbangan

Air Force One.
Sumber :
  • www.whitehousemuseum.org

VIVAnews - Presiden AS Barack Obama sampai harus mempersingkat kunjungannya di Indonesia, Rabu 10 November 2010.  Dan itu karena abu vulkanik Merapi yang telah meletus sejak 16 hari belakangan.

Boeing Buka Suara soal Turbulensi Parah Singapore Airlines yang Tewaskan 1 Orang

Maskapai penerbangan asing pun ramai-ramai urung menerbangkan armadanya ke Indonesia akibat abu vulkanik ini. Mereka adalah Cathay Pacific, Airways, Malaysia Airlines, Qantas, dan Lufthansa.

Abu vulkanik memang berbahaya bagi penerbangan. Pada April 1982, pesawat milik British Airways dengan rute penerbangan London Inggris -Auckland New Zealand, terkena debu vulkanik Gunung Galunggung sehingga musti mendarat darurat di Jakarta. 

Detik-detik Singapore Airlines Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas dan 70 Luka-luka

"Para penumpang, ini adalah kapten pesawat. Kita memiliki sedikit masalah, semua empat mesin pesawat kita mati," kata Kapten Eric Moody, kepada para penumpang, saat itu. Untungnya pesawat Boeing 747 - 200 itu bisa melewati kawasan abu vulkanik dan berhasil menghidupkan kembali tiga mesinnya.  

Selain British Airway, pada Desember 1989, penerbangan maskapai KLM Flight 867 (Anchorage Alaska - Amsterdam Belanda) juga sempat disergap abu vulkanik Gunung Redoubt, di wilayar Aleutian. 

Gempa di Gunung Ibu Masih Mencapai Ribuan Kali dalam Sehari, Menurut PVMBG

Keempat mesin pesawat Boeing 747-400 itu juga sempat mengalami mesin mati. Untungnya, dua mesin bisa dihidupkan kembali sehingga pesawat bisa mendarat dengan selamat di Anchorage. 

Ilustrasi penerbangan British Airways yang terkena debu Galunggung

Pengalaman buruk di atas tentu saja membayangi rombongan kepresidenan AS yang tengah mengunjungi Indonesia. "Ini karena dampak abu vulkanik Merapi," kata Juru Bicara Gedung Putih Rebert Gibbs.

Mereka tidak mau ambil resiko karena tak ada yang bisa menjamin abu Merapi tak masuk ke dalam mesin pesawat Air Force One. Menurut badan riset geologi AS (USGS), bahaya yang ditimbulkan abu vulkanik mengancam penerbangan pesawat dari berbagai faktor.

-Menurunkan Kinerja Mesin dan Bisa Menyebabkan Gagal Mesin

Abu yang masuk ke dalam mesin jet bisa menyebabkan penurunan kinerja dan kerusakan yang tiba-tiba pada mesin. Endapan debu di bagian mesin yang panas, membuat unsur kaca dari debu vulkanik itu lumer dan menyelubungi bagian nozzle, pembakar, serta turbin. Ini jelas bisa mengurangi efisiensi pencampuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam mesin. Akibatnya, mesin akan mengalami kehilangan daya dorong, jalannya tersentak-sentak alias ngadat. Abu vulkanik juga bisa mengikis komponen bergerak pesawat seperti kompresor dan baling-baling turbin.  

-Abu Mengabrasi Komponen luar pesawat 

Abu vulkanik mengandung elemen yang keras seperti fragmun batu-batuan yang tajam, sehingga bersifat sangat abrasif. Ia dengan mudahnya menggerus komponen pesawat yang terbuat dari plastik, kaca, dan logam. Biasanya, sisi muka pesawat juga bisa rusak oleh debu vulkanik ini, termasuk kokpit, kaca kabin depan, pelindung lampu pendaratan, pinggiran sayap depan dan sayap rudder ekor, penutup mesin, dan bagian radar. Kaca kokpit juga bisa sangat terabrasi sehingga pilot mengalami kesuliatn untuk melihat jalur runway saat pendaratan.

-Abu Mengkontaminasi Interior Pesawat

Udara yang memasuki pesawat awalnya memasuki mesin. Namun abu lainnya juga bisa masuk melalui ventilasi dan masuk ke dalam pesawat. Abu ini bisa membuat sistem filter udara macet, menyebar ke seluruh kabin, mengkontaminasi peralatan kabin, karpet, penutup kursi, dan bantal. Bahkan, abu juga bisa mengakibatkan kerusakan sistem elektronik pesawat, termasuk sistem pembangkit listrik dan instrumen-instrumen navigasi


 

Keadaan Saat Singapore Airlines Turbulensi (Doc: X)

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Ada 2 Penumpang WNI

Maskapai Singapore Airlines telah merilis daftar kewarganegaraan para penumpang pesawat Boeing 777-300ER yang mengalami turbulensi hebat pada Senin, 20 Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024