Konsumsi Terjamin Selama di Makkah, Kemenag: Jemaah Tak Usah Bawa Beras

Peninjauan proses produksi menu makanan jamaah haji Indonesia
Sumber :
  • Media Center Haji 2024

VIVA Nasional – Komitmen pemerintah untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia diwujudkan salah satunya dengan memberikan konsumsi secara penuh di Kota Makkah Al-Mukaromah.

Arafah: Menemukan Makna Ibadah Haji, Menyempurnakan Islam, Raih Kehidupan yang Penuh Berkah

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah menyiapkan 84 kali konsumsi selama di Makkah dan 15 kali ditambah 1 kali snack saat masa puncak haji di Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armuzna).

“Khusus tahun ini alhamdulillah jemaah Indonesia selama di Arab Saudi akan mendapatkan konsumsi secara penuh di Makkah, Madinah, maupun di masyair (Armuzna). Mereka akan makan 3 kali sehari dengan menu yang sudah disesuaikan dengan cita rasa Nusantara, Indonesia," ungkap Kasie Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah Beny Darmawan di Kantor Daker Makkah, Rabu 22 Mei 2024.

Khutbah Arafah: Momentum Tawajjuh dan Tajalli, Yakin Ibadah Hajinya Diterima

“Karena sudah mendapat full makan, jemaah yang masih di Tanah Air tidak usah membawa makanan seperti beras dan lainnya,” imbuh Beny, seperti dilansir rilis resmi Kemenag.

Wukuf di Arafah Capai 43 Derajat Picu Dermatitis Atopik Kambuh, Cegah dengan Cara Ini

84 Kali Makan Selama 28 Hari

Jemaah haji Indonesia akan berada di Kota Makkah selama lebih kurang 28 hari. Selama itu, jemaah akan mendapat tiga kali makan setiap harinya, yaitu pagi, siang, dan malam.

“Jemaah akan mendapatkan makan tiga kali sehari, sehingga total akan memperoleh 84 kali makan selama 28 hari,” papar Kasi Konsumsi Daker Makkah Beny Darmawan.

Beny mengingatkan kepada seluruh jemaah agar saat mendapatkan makanan, harus segera mengonsumsinya.

Peninjauan proses produksi menu makanan jamaah haji Indonesia

Photo :
  • Media Center Haji 2024

“Harap dikonsumsi sesuai dengan jam yang tertera di kemasan (boks) makanan. Biasanya jemaah kita suka menunda-nunda, ini jangan dilakukan karena kalau lewat waktunya, makanan sudah tidak layak dikonsumsi,” tutur Beny.

Ia menambahkan sebagai komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan, pihaknya juga telah melatih para juru masak dari penyedia catering di Makkah.

“Ada 57 penyedia catering di Makkah, dan ini kita sudah melakukan pelatihan bagi para juru masaknya. Narasumbernya juga diambil dari tenaga-tenaga professional,” tuturnya.

Peninjauan proses produksi menu makanan jamaah haji Indonesia

Photo :
  • MCH PPIH 1445 H/2024

Dia menambahkan, menu makanan juga sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Misalnya saja saat makan pagi ada menu nasi kuning, telur, sayur dan buah.

Khusus untuk lansia, menu akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bubur tim atau makanan yang tidak keras.

"Kita juga memprioritaskan menu untuk jamaah haji lansia. Menunya khusus, misalnya nasi lebih lembut atau nasi tim atau bubur," tutup Beny.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya