VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memperoleh komitmen pinjaman dari empat bank BUMN. Bank tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (BTN), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) hingga Rp 8 triliun. Pinjaman dialokasikan untuk memenuhi operasional perseroan selama 2009.
"Pihak bank itu siap mendanai perseroan, karena tingkat utang Telkom masih rendah," kata Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, usai menghadiri pembukaan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin 5 Januari 2009.
Rinaldi menambahkan, nilai pinjaman itu relatif kecil. Sebab, dana itu tidak termasuk kebutuhan untuk akuisisi. Pinjaman bisa lebih besar jika perseroan akan mengambil alih perusahaan lain.
Dia menjelaskan, anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) untuk bisnis seluler mencapai Rp 14-15 triliun. Sementara itu, capex untuk bisnis nonseluler Rp 7 triliun.
Capex digunakan untuk meningkatkan jumlah pelanggan perseroan. "Pada 2009, penetrasi industri telekomunikasi sekitar 80 persen. Telkom grup berharap bisa meraih 60 persen dari total penetrasi tersebut," ujar dia. Pengguna Telkomsel, lanjut dia, ditargetkan bisa lebih 64 persen.
Perseroan optimistis, pendapatan perseroan bisa tumbuh satu digit. Sebab, penurunan tarif tahun ini tidak sebesar 2008.
Terpopuler: Deretan Negara dengan Janda Terbanyak di Dunia hingga Resep Gampang Gulai Tunjang
Kanal Lifestyle VIVA.co.id, pada hari Minggu, 28 April 2024, memiliki lima artikel terpopuler dengan jumlah pembaca paling tinggi. Apa saja artikelnya?
