Kampung Mbah Maridjan, Tujuan Wisata Favorit

Kampung Kinahrejo, pasca letusan Merapi
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews

VIVAnews -- Kawasan lereng Merapi yang luluh lantak akibat terjangan awan panas ramai dikunjungi wisatawan selama libur tahun baru. Warga menyediakan paket tur yang dinamakan 'Lava Tour'.

Yang jadi favorit adalah Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY,  kampung halaman almarhum Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Juga Kali Adem.

Pengakuan Mengejutkan Pelaku Tega Cekoki Narkoba Remaja Jaksel Hingga Tewas

Banyak pengunjung dari dalam kota maupun luar kota yang ingin melihat dari dekat kampung sang kuncen.

“Ya, kalau hari biasa jumlah pengunjungnya sekitar 500 – 700 orang. Tapi, kalau hari Minggu atau hari libur seperti hari ini, jumlah pengunjung mencapai ribuan," kata Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto, Sabtu 1 Januari 2010. 

Ernando Ari yang Begitu Percaya Diri

Heri mengakui, keberadaan Lava Tour yang dibuka sejak bulan lalu membantu mendongkrak perekonomian warga lereng Merapi yang tempat tinggalnya luluh lantak diterjang awan panas.  Pendapatan yang diperoleh dari pengunjung atau wisatawan akan didistribusikan kepada masyarakat sekitar.

Batu raksasa: material vulkanik yang dimuntahkan Merapi

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

"Lava Tour ini sebagai bentuk pemulihan ekonomi di lereng Merapi. Masyarakat sekitar diberdayakan jasanya untuk ambil bagian dalam lava tour. Yang mana penghasilan yang diperoleh akan didistribusikan ke setiap KK (Kepala Keluarga)," tambah dia.

Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada 992 KK yang terdaftar. "Nanti penghitungan pendapatan dari tiket pengunjung akan didistribusikan dengan pola penghitungan 20 persen untuk KK, 50 persen untuk Karang Taruna, 5 persen untuk komunitas,  3 persen untuk desa serta 10 persen untuk dana sosial," tegasnya.

Menurut Heri, setiap pengunjung yang akan masuk ke kawasan Lava Tour dikenai tiket seharga Rp5.000 per orang dan jasa parkir Rp2.000 per kendaraan bermotor.

“Penjualan tiket masuk terletak di SMK 1 Cangkringan. Semuanya dikelola dengan mengerahkan dan memberdayakan warga desa yang menjadi korban erupsi Merapi,” terang Heri.

Uang yang masuk dari penjualan tiket sekitar Rp6 juta – 7 juta setiap hari. Di hari libur, jumlahnya melonjak. "Bisa mencapai Rp35 juta – 40 juta per hari,” ucapnya, sumringah.

Tak hanya dari DIY, wisatawan pun rela datang jauh-jauh demi mengunjungi kampung Mbah Maridjan.

"Saya penasaran dengan kondisi kampungnya Mbah Maridjan, karena selama ini hanya dapat melihat melalui layar televisi. Ternyata memang sudah rata dengan tanah," kata Agata, salah seorang wisatawan dari Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Januari 2011.

"Sungguh sangat mengerikan, kondisi alam disini hancur oleh amuk awan panas. Dulu daerah ini sangat sejuk dan rindang. Namun sekarang bagaikan hamparan pasir bercampur dengan debu dan bebatuan," tambah dia.

Laporan: Fajar Sodiq, Juna Sambawa| DIY

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya