Kisah Penumpang Mandala Terlantar di Changi

Maskapai Mandala
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Malang benar nasib Buyung (48), setelah berobat di Singapura karena terkena penyakit kelenjar getah bening. Buyung bersama empat saudara lainnya terkatung-katung selama dua hari di Singapura karena maskapai Mandala yang hendak ditumpanginya dari Singapura mendadak berhenti beroperasi

Buyung beserta kakaknya, Rini (52) saat ditemui VIVAnews di kantor pusat Mandala menceritakan mereka berangkat dari Jakarta Minggu, 9 Januari 2011 lalu untuk berobat. Mereka berlima berangkat menggunakan pesawat Mandala pada Minggu,9 Januari pagi.

"Saya sebenarnya pelanggan Mandala, kalau berpergian ke daerah daerah selalu menggunakan Mandala,"kata Rini.

Namun nasib nahas menimpa mereka saat hendak kembali ke Jakarta. Saat mereka tiba di Bandara Changi, Singapura pada Rabu, 12 Januari malam petugas di bandara mengatakan penerbangan dibatalkan tanpa alasan yang jelas.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Ternyata sejak pagi, penerbangan Mandala dari Singapura sudah tidak ada. Buyung, Rini serta ratusan penumpang lainnya tertahan di bandara Changi,  akhirnya meminta penjelasan dari petugas Mandala yang berada di Singapura.

"Ternyata Mandala tidak punya kantor perwakilan di Singapura. Petugas itu hanya petugas Bandara Changi yang disewa Mandala. Petugas tersebut menyatakan tidak bertanggung jawab, setelah didesak petugas tersebut akhirnya mengeluarkan surat pemberitahuan untuk penumpang yang di email langsung dari Jakarta,"katanya.

Surat itupun, ujar Rini, dikeluarkan setelah para penumpang menggebrak-gebrak meja meminta penjelasan dari pihak Mandala. Karena keributan itulah, polisi Singapura mengusir para penumpang Mandala yang gagal terbang pada hari itu. Menurut Rini, saat itu banyak warga negara Indonesia (WNI) yang terlantar di bandara Changi karena sudah tidak punya uang lagi dan ada sebagian yang memilih pindah ke maskapai lain.

"Tiket malam itu yang ke Jakarta pada naik. Singapore Airlines pun mematok harga Rp6 juta per orang untuk tujuan Jakarta," katanya.

Rini dan Buyung pun memilih untuk mencari penginapan lagi di Singapura. Selama dua hari mereka mencari tiket yang sesuai dengan kantong, akhirnya dapat penerbangan Sriwijaya Air pada hari Jumat dengan harga tiket Rp1,9 juta untuk lima orang.

Saat ini Rini dan Buyung sedang meminta pertanggungjawaban dari Mandala Airlines. Rini meminta kepada manajemen Mandala untuk menanggung segala kerugian selama dua hari terkatung-katung di Singapura.

"Saya habis 700 dollar Singapura selama dua hari di sana, saya tidak mempersoalkan nilainya yang kecil, tapi saya minta tanggung jawab manajemen Mandala yang menelantarkan saya,"kata Rini.

Rini dan Buyung sempat marah-marah dan menggebrak meja di pusat pelayanan tiket Mandala Airlines yang terletak di Tomang karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari pihak Mandala. Rini dan Buyung meminta kepada pihak manajemen untuk mengganti langsung segala kerugian hari ini namun petugas tiket menyatakan tidak bisa.

Mereka lalu meminta agar pihak Mandala mengeluarkan surat jaminan di atas materai yang menyatakan pihak Mandala akan membayar segala kerugian. Namun setelah satu setengah jam menunggu, staf tiket yang bertugas tetap menolak karena manajemen yang bertugas mengeluarkan surat tidak masuk pada Sabtu dan Minggu.

"Kami tidak bisa tanda tangan surat apapun," ucap Fitri, staff customer relation yang menemui mereka.

Pihak customer relation pun meminta mereka untuk datang pada Senin
esok untuk bertemu dengan pihak manajemen Mandala yang berhak
mengeluarkan surat bermaterai. (sj)

Workshop Literasi Digital

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024