CIMB: Waspadai Siklus 3 Tahunan Indeks Saham

Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews - CIMB Group mengingatkan pelaku pasar modal agar mewaspadai ketidakstabilan pasar keuangan Indonesia selama 2011. Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini masuk dalam siklus tiga tahunan dengan level tertingginya.

"Jika tidak ada rebound hingga akhir Januari, indeks akan berbalik arah," kata analis teknikal regional CIMB, Nigel Foo, di Jakarta.

Siklus tiga tahunan tersebut berdasarkan data historis IHSG dalam dua belas tahun terakhir. IHSG setiap tiga tahun akan menyentuh titik tertingginya dan kemudian di tahun ketiga akan mengalami penurunan.

Kondisi itu pernah terjadi pada 2008 ketika indeks ditutup menembus di bawah 1.355,40. Pada akhir 2007, IHSG berakhir di level 2.745,83. "Dengan kata lain, selama 2008, IHSG mengalami penurunan lebih dari 50 persen," ujar dia.

Meski demikian, Nigel mengatakan skenario yang terjadi pada 2011 tidak akan sama dengan 2008. "Kondisinya ketika itu berbeda, fundamental Indonesia saat lebih kuat," kata dia.

Pada 2009, dia melanjutkan, saat sejumlah negara terkena resesi ekonomi, Indonesia mengalami pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,5 persen. Bahkan, selama 2010, pertumbuhan PDB Indonesia mencapai enam persen dan 2011 diperkirakan naik menjadi 6,4 persen.

"Tingkat ketergantungan ekspor yang rendah dan bertambahnya tenaga kerja menempatkan Indonesia pada jalur yang tepat untuk meraih peringkat investment grade," tuturnya.

Sementara itu, Ekonom Regional dan Direktur Eksekutif CIMB Research, Song Seng Wun, mengatakan penurunan yang terjadi saat ini wajar karena IHSG telah mengalami penguatan selama dua tahun berturut-turut.

"Wajar saja kalau investor mulai mengambil keuntungan setelah indeks menguat. Mereka menunggu sambil melihat situasi seperti inflasi dan suku bunga acuan. Selain itu, mereka melihat pasar lain yang menguntungkan," tuturnya.

Ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk, Winang Budoyo, mengatakan, meski terjadi kemiripan dengan 2008, seperti kenaikan harga komoditas, alasan lonjakan harga itu berbeda.

Menurut Winang, kenaikan harga komoditas saat ini terjadi karena kekurangan pasokan bahan pangan akibat gagal panen yang terjadi di dunia.

Song Seng Wun menambahkan, akibat keterbatasan pasokan tersebut sektor komoditas, termasuk batu bara dan konsumsi menjadi pilihan utama CIMB tahun ini. "Kami melihat sektor komoditas sebagai pelindung dari inflasi yang baik," kata dia.

Dia menjelaskan, kondisi makro ekonomi yang baik dan peningkatan PDB serta jumlah penduduk yang besar akan memperkuat kemungkinan Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi pada level 6,5 persen tahun ini.

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP
Perbedaan Internet Dedicated dan Up To Shared Bandwidth | Saat ini jaringan internet sudah semakin luas tersedia untuk banyak orang.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024