Mereka Sukses Jalani Operasi Cangkok Hati

Hepar
Sumber :
  • my-potik.blogspot.com

VIVAnews - Operasi  Cangkok hati atau transplantasi hati kini bisa dilakukan di Indonesia. Bahkan keberhasilannya bisa 100 persen, layaknya operasi transplantasi hati yang banyak dilakukan di luar negeri.

Hal itu dibuktikan dari pengalaman dua pasien transplantasi hati pertama di Rumah Sakit Puri Indah. Yaitu, Soebagijo, wiraswasta berusia 60 tahun dan Nidjat Ibrahim, wanita 64 tahun yang berprofesi sebagai dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti, Jakarta. Transplantasi hati adalah jalan terakhir yang harus dilakukan dua pasien ini akibat penyakit siroris (pengerasan hati) dan juga kanker hati (hepatoma) yang dideritanya.

Awalnya, Subagijo dan Nidjat telah melakukan berbagai macam pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Bahkan Nidjat sempat melakukan pengobatan hingga ke luar negeri. Namun berkat kerja sama tim dokter Rumah Sakit Puri Indah, RSCM, Fakultas Kedokteran UI dengan The First Affiliated Hospital Zhejiang University, China, akhirnya proses operasi transplantasi hati di Rumah Sakit Puri Indah pertama bisa dilakukan dengan sukses.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Nidjat Ibrahim & Soebagijo

“Transplantasi hati merupakan jalan terakhir yang harus dilakukan kedua pasien, dan operasi ini merupakan salah satu proyek terbesar yang dilakukan di Rumah Sakit Puri Indah,” kata CEO RS Pondok Indah Group, Dr Yanwar Hadiyanto, saat acara Temu Pasien Transplantasi Hati di Rumah Sakit Puri Indah Kembangan, Jakarta, Kamis  20 Januari 2011.

Pasien pertama RS Puri Indah, Subagijo melakukan operasi pada 14 Desember 2010, sementara Nidjat pada 17 Desember 2010. Porses opreasi keduanya memakan waktu yang sama yakni 13 jam. Dan kini kedua pasien dalam keadaan sehat serta fungsi hati hasil transplantasi bekerja dengan normal.

"Kedua pasien sudah 100 persen sehat, namun mereka tetap harus melakukan check up berkala serta harus mengonsumsi obat seumur hidup agar proses kerja hati bisa berjalan dengan baik,” kata salah satu tim dokter operasi Transplantasi hati Tjhang Supardjo (MD Msurg, FCCS).

Menurut Tjhang sesungguhnya pasien yang menderita hepatoma bisa disembuhkan dengan operasi potong tumor, membakar jaringan tumor secara lokal atau melakukan kemoterapi seperti yang banyak dilakukan pada pasien kanker pada umumnya. Namun kondisi keduanya sudah sangat parah dan tidak bisa ditolong dengan pengobatan lain.

“Sirosis yang diderita sudah dalam kondisi parah, dan ibu Nidjat kondisinya bahkan sudah terkapar, perut buncit, dan kesadarannya makin menurun,” kata Dr Tjhang.

 Berkat adanya donor transplantasi hati akhirnya mereka pun bisa sehat dan beraktivitas kembali layaknya manusia normal. Pemimpin tim dokter trasnplantasi hati RS Puri Indah Dr Hermansyur Kartowisastro Sp B (KBD) menambahkan proses transplantasi hati ini menggunakan donor hidup (leaving donor). Pendonor yang tak ingin identitasnya dipublikasikan kini pun dalam keadaan sehat. 

“Metode operasi dengan leaving donor lebih sulit, karena prinsipnya yang pertama kita hrus membuat si pendonor nyaman dan memastikan kondisinya bisa kembali sehat 100 persen. Berbeda dari transpantasi organ lainnya, yang harus mendonorkan seluruh organnya, tapi tidak demikian dengan transplantasi hati,” Hermansyur.

Hati pendonor diambil sebagian  dan didonorkan pada yang sakit. Sementara si penerima donor, pengangkatkan organ hati harus seluruhnya karena sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu operasi pengangkatan hati dari pendonor dengan penerima hati juga harus dilakukan bersamaan dalam waktu sama.

Mereka yang mendonorkan sebagian hatinya, dalam waktu 2 minggu, hatinya akan kembali tumbuh 60 persen, 1 bulan sebesar 80 persen dan  dalam waktu 6- 8 bulan bisa kembali normal seperti awal.

"Hati adalah organ satu-satunya yang bisa beregenerasi secara alami tanpa perlu obat, dan fungsinya akan kembali normal lagi hanya dalam waktu 2 bulan. Dan setiap satu orang tetap bisa hidup dengan 30 persen hati yang sehat,” kata Tjang.

Meski sudah dilakukan transplantasi hati, Subagjio dan Nidjat  tetap harus melakukan check up secara rutin, melakukan diet sehat dan memiliki lingkungan hidup sehat. Waktu kontrol pun harus dipatuhi setelah operasi, sehingga jika terjadi masalah, bisa segera ditangani.

Operasi transplantasi hati ini bukanlah operasi yang murah, butuh Rp1 Miliar untuk melakukan prosedur ini. Meski demikian, ke depan tim dokter transplantasi hati yang bekerja sama dengan  The First Affiliated Hospital of Zhejiang University, China pimpinan Prof  Zheng Shu Sen, MD, PhD, FACS akan mengusahakan biaya lebih murah dari transplantasi awalnya.

“Kita ingin jam terbang nantinya lebih banyak, terutama untuk menolong mereka yang benar-benar harus melakukan transplantasi hati, dan diupayakan biasa bisa lebih murah,” kata Yanwar menambahkan.

Ilustrasi Paspor

Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali

Saat ini, paspor semua pemeran dan kru, dengan total sekitar 30 orang, disita. Mereka juga saat ini tinggal di sebuah hotel sementara itu kasus ini sedang diselidiki.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024