Jangan Takut Bicara Seks Dengan Anak

Belajar bahasa asing dengan anak.
Sumber :
  • doc. Corbis

VIVAnews - Perilaku seks pada remaja saat ini semakin mengkhawatirkan orang tua. Pergeseran budaya yang terjadi karena globalisasi berdampak pada perubahan pola pikir mereka.

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Dulu, Anda sebagai orang tua masih dapat menganggap tabu pembicaraan soal seks adalah tabu. Namun, sekarang kita tidak dapat menutup mata bahwa anak anak semakin mudah mendapatkan informasi tentang seks, baik benar maupun salah.

Informasi-informasi yang salah inilah yang dapat menjerumuskan anak ke dalam seks bebas. Menurut data hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebanyak 51 persen remaja di Jabodetabek sudah pernah melakukan hubungan seks pra nikah, sedangkan Bandung 47 persen, Surabaya 54 persen, dan Medan 52 persen.

Fakta survei yang lebih mencengangkan lagi ialah 21,2 persen remaja putri pernah melakukan aborsi dan oral seks. Perilaku seks inilah yang disebut perilaku seks berisiko.

Remaja belum memahami dengan jelas sebab dan akibat dari melakukan hubungan seks yang berisiko. Contohnya, anak muda yang melakukan oral seks menganggap hal tersebut hanya sebuah foreplay, padahal bila dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan, maka dapat menyebabkan terjadinya STD (sexually transmitted disease), atau remaja yang melakukan seks tanpa kondom.

Ketidaktahuan seperti itulah yang menyebabkan angka-angka pada survei mengenai seks bebas, penyebaran HIV/AIDS dan STD, meningkat setiap tahun.

Berikut hal-hal yang dapat membantu Anda berkomunikasi dengan anak remaja Anda mengenai seks seperti dikutip dari laman Yourtango.

Pertama, berani membicarakan seks dengan anak remaja Anda. Habiskan waktu Anda bersama anak dan lakukanlah dialog ringan tentang seks yang dapat bermula dari tontonan televisi, atau isu-isu seks yang sedang berkembang seperti kasus video porno artis.

Kedua, paastikan anak mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin. Saat anak remaja mendapatkan menstruasi atau terjadi perubahan bentuk tubuh, Anda harus lebih mendorongnya untuk memperhatikan tubuhnya.

Ajak mereka ke dokter untuk berdiskusi dan melakukan pemeriksaan rutin. Dengan begitu mereka mendapatkan informasi yang benar dari ahlinya.

Ketiga, seriuslah dalam menanggapi pertanyaan anak Anda tentang seks, tubuhnya, hubungan percintaan mereka. Jika Anda tidak mengetahui jawabannya katakan sejujurnya, dan pastikan Anda akan menemukan jawabannya untuk anak Anda.

Keempat, jika Anda merasa malu menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, carikan orang yang dekat dan tepat untuk bertanya seputar seks.

Kelima, buatlah perjanjian dengan remaja Anda tentang pentingnya menjaga kesehatan. Apapun pilihan mereka, pastikan mereka melakukannya dengan sehat. Mereka akan sangat senang diberi kepercayaan dan akan selalu berusaha membuat Anda bahagia.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, KPK: Itu Keputusan Sendiri bukan Kolektif Kolegial

Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri mengatakan bahwa laporan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron kepada Anggota Dewas KPK, Albertina Ho ke Dewas KPK itu merupakan keputusa

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024