- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat berencana mengundang pimpinan KPK, pimpinan Komisi III DPR, dan perwakilan fraksi-fraksi di Komisi III, untuk duduk bersama mencari jalan tengah dari kemelut status deponir Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Kehadiran kedua pimpinan KPK ini di gedung parlemen mengundang protes sejumlah politisi.
"Kami (pimpinan DPR) akan carikan jalan tengah, supaya situasi bisa adem. Saya akan coba bicara dengan (Ketua KPK) Pak Busyro Muqoddas," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 4 Februari 2011. Menurutnya, solusi perlu dicari agar martabat dan kewenangan masing-masing lembaga dapat tetap terjaga.
"Untuk itu pimpinan akan mengundang pimpinan KPK, pimpinan Komisi III, dan perwakilan fraksi-fraksi di Komisi III," ujar Priyo. Ia menekankan, DPR hanya ingin menjaga agar semua lembaga penegak hukum dapat berjalan baik sesuai fungsi dan kewenangannya.
"Jangan yang satu super power, sementara yang lain fungsi dan kewenangannya semakin dilemahkan," kata Priyo. Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Anis Matta mengatakan, Komisi III hanya menunjukkan konsistensi mereka terkait status hukum pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah yang seharusnya diperjelas, tidak digantung dengan deponir.
"Ini spesifik tentang kasus hukum. Urusannya bukan kepada orang per orang, tapi status hukumnya," ujar Anis. Ia menambahkan, deponir membuat kasus Bibit-Chandra tidak diteruskan dan tidak selesai. "Seandainya saya Bibit-Chandra, saya akan mempertaruhkan kredibilitas saya di pengadilan," ujarnya.
Dia pun tak melihat langkah Komisi III yang 'mengusir' Bibit-Chandra sebagai upaya untuk melemahkan KPK. "Peristiwa itu tidak perlu dikembangkan ke arah yang tidak relevan," katanya.
Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua
Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.
