"Harga Minyak US$100, APBN Bisa Jebol"

BBM: Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews- Pemerintah tetap menganut asumsi harga minyak sebesar US$80 barel pada APBN 2011. Dikhawatirkan, APBN dapat jebol jika harga minyak dunia terus berada di level US$100 per barel.

Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, jika harga minyak mentah dunia masih bertahan di angka US$100, maka pembengkakan subsidi BBM dan listrik sebesar Rp66 triliun. Dengan penerimaan migas sebesar Rp52 triliun, maka akan menambah defisit sebesar Rp14 triliun.

Ini Dia Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Bisa Angkut 235 Orang Sekaligus

"Jika pemerintah tetap menggunakan asumsi US$80 sementara jika harga minyak terus mencapai US$100 per barel maka APBN tentu akan jebol," ujarnya kepada VIVAnews.

Seperti diketahui, subsidi BBM dalam RAPBN 2011 sebesar Rp92,8 triliun atau naik Rp3,9 triliun (4,4 persen) dari APBN-P 2010. Sedangkan untuk subsidi listrik tahun ini sebesar Rp41 triliun atau lebih rendah dibanding alokasi subsidi listrik 2010 sebesar Rp55,1 triliun.

Menurut data Ditjen Migas Kementerian ESDM, harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada Januari 2011 berdasarkan perhitungan Formula Indonesia Crude Price (ICP) mencapai US$97,09 atau naik US$5,72 per barel dari US$91,37 per barel pada Desember 2010.

Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, peningkatan itu sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah di pasar internasional. Beberapa faktor lainnya yaitu terhentinya suplai minyak dari jalur pipa Trans-Alaska yang menyalurkan 12% produksi minyak mentah AS akibat terjadinya kebocoran pada awal Januari 2011.

Kedua, musim dingin yang masih berlanjut di sejumlah wilayah di belahan bumi bagian utara (Eropa, AS dan Kanada) yang berdampak pada peningkatan konsumsi produk minyak terutama heating oil. Ketiga, meningkatnya kekhawatiran pasar akan terjadinya hambatan suplai minyak melalui Terusan Suez yang disebabkan oleh ketegangan politik di Mesir.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo masih meyakini kenaikan harga minyak ini masih bersifat temporer dan akan kembali stabil. Pemerintah juga masih berpegang pada asumsi semula. "Kami masih pegang asumsi dasar anggaran, yakni harga minyak US$80 per barel," ujar Agus.

Untuk menjaga agar APBN tidak jebol, Pri Agung mengatakan pemerintah lebih baik menaikkan harga premium sekitar Rp300. Hal itu lebih baik dibanding dengan penerapan larangan BBM bersubsidi yang rencananya akan diterapkan April nanti.

Pasalnya, jika larangan penggunaan premium diterapkan, maka masyarakat harus beralih ke Pertamax yang harganya mencapai 2 kali lipat, yang saat ini sebesar Rp7.950. Sementara penghematan yang diperoleh hanya Rp6,6 triliun jika harga minyak dunia US$100 per barel. "Jika menaikkan premium Rp300 per liter, maka penghematan yang bisa dicapai Rp7 triliun," ujarnya.

Dengan larangan premium, yang dikhawatirkan apakah pemerintah dapat menjamin harga BBM naik lagi atau tidak. Dia malah khawatir pemerintah akan berteriak lagi jika harga minyak dunia terus naik. "Masyarakat akan mendapat pukulan dua kali, namun tidak mendapatkan apa-apa," ujarnya. (hs)

Pengakuan Mengejutkan Pelaku Tega Cekoki Narkoba Remaja Jaksel Hingga Tewas
Mobil Jeep Rubicon yang digunakan tersangka Mario Dandy menganiaya anak pengurus GP Ansor, David

Jeep Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Lebih Murah Usai Tak Laku, Berapa Harga Bekasnya?

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) akan melakukan ulang lelang mobil Jeep Rubicon Wrangler milik Mario Dandy Satriyo dengan harga murah karena tidak laku.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024