Indeks Konsolidasi, Saham Apa Diburu?

Pialang memantau pergerakan saham.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Pelaku pasar diperkirakan masih mewaspadai fluktuasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu 9 Februari 2011. Kendati demikian, saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) atau saham unggulan (blue chips) disinyalir tetap diminati investor.

Felix Sindhunata, pengamat pasar modal berpendapat, saham-saham big caps masih diminati pelaku pasar meski indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI cenderung konsolidasi karena menanti momentum, seperti publikasi laporan keuangan tahun buku 2010 dan sentimen bursa mancanegara.

Terpopuler: Teuku Ryan Tertekan Jadi Suami Ria Ricis, Nikita Mirzani Bongkar Aib Rizky Irmansyah

"Kita tahu bersama, blue chips selalu diincar pemodal karena saham-saham tersebut menjadi penggerak IHSG," ujarnya kepada VIVAnews.com di Jakarta.

Dia mengakui, saham-saham big caps yang tetap diburu investor terutama di sektor tambang, perkebunan, dan bank -- seiring outlook ekonomi Indonesia tahun ini yang positif serta permintaan komoditas di pasar dunia yang cenderung meningkat --, berpengaruh terhadap fundamental perseroan.

Saham-saham tersebut, kata Felix, di antaranya PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Terbukti, saham-saham blue chips tersebut masuk dalam sepuluh besar saham teraktif dan mampu menahan kejatuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI pada perdagangan Selasa 8 Februari 2011. Tercatat, indeks turun 27,77 (0,79 persen) ke level 3.459,93.

Saham dengan kode BUMI tercatat masuk dalam 10 besar daftar efek yang paling banyak atau aktif ditransaksikan pada perdagangan Selasa. BUMI bercokol di posisi pertama dengan frekuensi sebanyak 2.908 kali, tetapi harganya melemah Rp75 (2,67 persen) ke level Rp2.725.

Namun, pada perdagangan kemarin, saham BUMI tidak seluruhnya terjadi transaksi (done), sehingga memiliki sisa penawaran beli (bid) yaitu mencapai 43.870 lot. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebanyak 202.765 lot.

Saham Bank Mandiri berada di posisi kelima karena tercatat memiliki frekuensi sebanyak 2.423 kali, dengan harga saham menguat Rp50 (0,84 persen) menjadi Rp5.950. Saham bank pelat merah tersebut menyisakan  penawaran beli mencapai 3.890 lot, dengan transaksi yang terjadi sebanyak 179.356 lot.

Sedangkan BBRI bercokol di urutan tujuh, dengan saham yang ditransaksikan sebanyak 1.885 kali. Di mana harga saham terkoreksi Rp50 atau 1,02 persen ke level Rp4.825. Saham ini terjadi transaksi 76.168 lot, dengan sisa penawaran beli sebanyak 23.218 lot.

Sementara itu, saham PGN menempati posisi kesembilan dengan frekuensi tercatat 1.641 kali. Harga saham melemah Rp75 (1,78 persen) menjadi Rp4.125, dengan menyisakan penawaran beli sebanyak 14.331 lot dan terjadi transaksi mencapai 51.910 lot.

Di tempat terpisah, analis PT Citi Pacific Securities, Hendri Effendi menuturkan, saham big caps yang bakal menjadi incaran yakni di sektor barang konsumsi (consumer goods) seperti saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

"Aksi beli saham dengan INDF dan MYOR hanya aksi kumulasi biasa saja, karena investor masih berhati-hati dalam bertransaksi saham," ujarnya. Namun, Hendri memperkirakan, pemilihan saham consumer goods tersebut juga didorong aksi spekulasi kinerja keuangan perseroan ke depan yang menjanjikan.

Sektor barang konsumsi pada tahun lalu (2010), diketahui mengalami pertumbuhan hingga 28,25 persen. Tingkat konsumsi tinggi masyarakat Indonesia dibarengi dengan kenaikan pendapatan per kapita menjadi penggerak saham sektor ini.

Head of Equity Research PT Mandiri Sekuritas, Ari Pitoyo mengatakan bahwa sektor konsumsi akan melanjutkan pertumbuhannya pada tahun ini (2011). Meski ancaman inflasi lumayan tinggi, terutama dari sektor makanan, menurutnya, saham konsumsi berkapitalisasi besar diperkirakan akan bertahan menghadapi goncangan.

Seperti diketahui, saham Indofood berada di urutan 21 dalam daftar saham teraktif, karena ditransaksikan mencapai 980 kali, dengan saham menguat Rp100 atau 2,11 persen ke level Rp4.825. Saham consumer good ini terjadi transaksi sebanyak 35.655 lot, dengan sisa penawaran beli mencapai 11.435 lot.

Sedangkan saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) jauh berada di posisi 42 saham paling banyak ditransaksikan, karena hanya mencatat frekuensi 655 kali, dengan harga saham naik Rp500 (4,73 persen) menjadi Rp11.050. Saham ini menyisakan penawaran beli hanya sebanyak 448 lot dan terjadi transaksi mencapai 10.327 lot. (umi)

Borussia Dortmund ke final Liga Champions

Borussia Dortmund Melangkah ke Final Liga Champions usai Tekuk PSG di Kandang

Borussia Dortmund melangkah ke babak final Liga Champions 2023-2024 setelah mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor 1-0 di Stadion Parc des Princes, Paris Rabu.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024