Saham Garuda Jatuh, Apa Kata Dirut Bursa Efek

Dirut BEI Ito Warsito
Sumber :
  • vivanews.com/nerisa

VIVAnews - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, mengatakan, penentuan waktu yang tepat dalam proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perusahaan memang tidak mudah. Bahkan, kapan masa IPO itu dinilai paling tepat tidak dapat diprediksi.

Sandiaga Akui Sarankan PPP Segera Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Ito mengungkapkan hal itu menjawab pernyataan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menyesalkan IPO saham PT Garuda Indonesia Tbk digelar pada waktu yang kurang tepat, sehingga memicu harga saham berkode GIAA itu tergelincir 6,6 persen saat awal transaksi di bursa pada Jumat pekan lalu.

Sementara itu, hingga pukul 11.55 WIB transaksi hari ini, harga saham maskapai pelat merah itu masih terkoreksi Rp10 (1,69 persen) ke level Rp580 per unit.

"Pasar sekunder selalu ada volatilitas, tidak bisa menentukan waktu yang pasti," kata Ito di Jakarta, Rabu 16 Februari 2011.

Persiapan penawaran umum perdana saham, bukan hanya Garuda Indonesia, menurut Ito, memang membutuhkan waktu lama. "Minimal empat bulan," ujar dia.

Meskipun demikian, dia optimistis tahun ini merupakan waktu terbaik untuk mendapatkan akses permodalan melalui pasar modal. Sebab, kapitalisasi Bursa Efek Indonesia saat ini hanya sedikit tertinggal dibanding Bursa Singapura.

Ito menuturkan, prestasi BEI tahun lalu mencatat pertumbuhan 46 persen yang merupakan tertinggi dan mengalahkan bursa-bursa besar di dunia. Sementara itu, indeks Straits Times di Bursa Efek Singapura hanya mencatat kenaikan sebesar 10,71 persen.

Total nilai transaksi saham di BEI hingga 29 Desember 2010 mencapai Rp1.249,27 triliun. Angka ini meningkat 28,1 persen dari total nilai transaksi saham sepanjang 2009 sebesar Rp975,21 triliun. Nilai rata-rata transaksi harian juga meningkat menjadi Rp48,8 triliun.

Rafael Struick Absen Bela Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23

Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar BEI naik sebesar 60,63 persen dari Rp2.019 triliun pada akhir 2009 menjadi Rp3.243 triliun.

Ito berharap, perusahaan swasta maupun BUMN dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan mencatatkan sahamnya di bursa efek.

Selain itu, dia menyebutkan, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) juga berencana untuk melepas saham kepada publik tahun ini. "Dengan ini, kapitalisasi bursa akan naik dan menjadi benchmark investor dunia," tutur Ito. (art)

HarmonyOS Huawei.

Huawei Optimis Bisa Saingi Android dan iOS, Dorong HarmonyOS ke Pasar Global

Pimpinan Huawei, mengumumkan rencana perluasan global untuk perusahaan teknologi raksasa China tersebut. Xu menyatakan keyakinan bahwa HarmonyOS, sistem operasi Huawei.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024