- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Komisari Jenderal Susno Duadji, hari ini Kamis 24 Februari membacakan pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Susno yang baru lepas dari rumah tahanan Brimob di Kelapa Dua Depok itu, mengenakan baju dinas polisi.
Dalam pleidoinya itu Susno menjawab tegas soal tudingan bahwa dia menerima uang Rp500 juta dari Sjahril Djohan. "Mana mungkin saya menepuk air didulang yang akan memercik muka saya sendiri," kata Susno tegas.
Dia membantah menerima uang tersebut. Susno menegaskan bahwa dialah yang membongkar kasus Arwana di DPR beberapa waktu lalu. "Alangkah bodoh, saya terima uang dari Sjahri Djohan kemudian saya ungkap yang pelakunya saya sendiri. Kalau saya terima akan saya tutup rapat, jangan satu orang pun tahu," kata dia.
Benar atau tidaknya dia menerima uang, kata Susno, bisa dilihat dari apa yang dituduhnya sebagai kebohongan-kebohongan Sjahril Djohan. Pertama, soal kedatangan Sjahril Djohan di rumah Susno pada 4 Desember 2008.
Menurut Susno, tidak ada seorang saksipun yang melihat kedatangan Sjahril Djohan, dan tidak ada seorang pun yang melihat Sjahril Djohan keluar. "Lewat mana Sjahril Djohan keluar dan masuk," ujar Susno.
Sebelumnya, jaksa menuntut Susno dengan tujuh tahun penjara. Selain itu Susno juga dituntut membayar denda 500 juta subsidair enam bulan kurungan.
Bukan itu saja, Susno juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp8.669.847.657 karena jaksa telah menyita Rp125 juta, maka Susno hanya masih harus membayar Rp8.544.847.657.
Apabila Susno tidak mampu membayar maka seluruh harta bendanya akan disita. Dan jika harta benda tidak mencukupi, maka akan diganti dengan pidana badan selama empat tahun.
Ikut Konversi Motor Listrik Gratis Ujung-ujungnya Disuruh Bayar
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar program konversi motor listrik gratis, pada pertengahan April 2024, ternyata hanya untuk kalangan tertentu tidak..
