Nielsen Indonesia:

Harga Naik, Belanja Barang Tetap Tinggi

Ibu dan anak belanja.
Sumber :
  • doc Corbis

VIVAnews - Nielsen Indonesia mencatat kenaikan harga barang dan inflasi selama 2010 sebesar 7,89 persen tidak berpengaruh pada perilaku belanja rumah tangga di lima kota besar di Tanah Air.

Selama 2010, masyarakat Indonesia di perkotaan dan perdesaan rata-rata mengeluarkan uang belanja masing-masing senilai Rp3,7 juta dan Rp2 juta per rumah tangga.

"Beragam perusahaan manufaktur mengeluarkan produk yang memungkinkan konsumen memilih barang yang paling cocok untuk mereka. Kondisi ini mendorong konsumen untuk mencoba produk atau hal-hal baru yang ditawarkan perusahaan manufaktur itu," kata Direktur Consumer Panel Services, Nielsen Indonesia, Lim Soon Lee, dalam keterangan pers Perilaku Belanja Rumah Tangga di kantornya, Jend Sudirman, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2011.

Nielsen mencatat, rata-rata belanja barang konsumer (fast moving consumer goods) untuk masyarakat perkotaan sepanjang 2010 meningkat sebesar 19,3 persen dari Rp2,7 juta pada 2009 menjadi Rp3,7 juta.

Sementara itu, di tingkat perdesaan, belanja barang konsumer juga mengalami kenaikan dari Rp1,7 juta per rumah tangga menjadi Rp2 juta per rumah tangga atau naik 18,6 persen.

Dari sisi harga, Nielsen mencatat terjadi kenaikan harga barang sepanjang 2010 sebesar 7,89 persen.

Lim mengatakan, kenaikan harga barang selama 2010 sedikit banyak memukul jumlah kunjungan belanja rumah tangga di Tanah Air. Khusus di perkotaan, jumlah kunjungan belanja tercatat turun sembilan persen dari 269 kali menjadi hanya 239 kali.

Kondisi yang sama juga dialami oleh masyarakat perdesaan. Jumlah kunjungan belanja rumah tangga di wilayah perdesaan di Pulau Jawa turun lima menjadi menjadi hanya 255 kunjungan.

Meskipun jumlah kunjungan turun, Nielsen mencatat rumah tangga di lima kota besar di Indonesia sedikitnya membelanjakan uangnya sebesar Rp15.800 per kunjungan atau naik 46 persen.

Kendati masih dalam jumlah kecil, belanja masyarakat perdesaan selama 2010 juga naik sebesar 41 persen dari sekitar Rp6.300 per kunjungan pada 2009 menjadi sekitar Rp9.000 per kunjungan. (art)

Pemanasan Global Ancam Pendidikan Anak-anak di Asia
Cara Menyimpan Air Susu Ibu (ASI)

Tentang Metode Freeze Drying ASI, Ini Tanggapan IDAI

Metode freeze-drying atau pembekuan ASI menjadi bubuk dilakukan dengan tujuan memperpanjang masa simpan ASI dari 6 bulan menjadi 3 tahun dengan alasan efisiensi penyimpan

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024