VIVAnews - Bank Indonesia masih bisa menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) sampai level tujuh persen. Posisi BI rate saat ini yang sebesar 8,75 persen masih jauh dari ideal.
"Idealnya BI rate tujuh persen," kata Komisaris utama Permodalan Nasional Madani Prof Hermanto Siregar di Jakarta, akhir pekan ini.
Hermanto menilai BI terlambat menurunkan suku bunga yang seharusnya bisa dilakukan secara gradual sejak Oktober 2008. BI baru menurunkan BI rate pada Desember sebesar 25 basis poin menjadi 9,25 persen dan Januari sebesar 50 basis poin menjadi 8,75 persen.
"Jika suku bunga tujuh persen baru akan berdampak pada sektor riil," katanya. Sebab target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen tahun ini dapat tercapai kalau didukung pertumbuhan konsumsi pada level 5,4 persen dan investasi 3,4 persen. "Tapi dengan syarat impor lebih rendah dari ekspor," katanya.
Di tempat yang sama pengamat ekonomi Aviliani berpendapat hampir sama. SBI menurutnya bisa diturunkan hingga 7,5 persen "Negara lain sudah syariah dengan suku bunga sudah ada yang nol, kita malah kapitalis," katanya.
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Mendapat ajakan tawuran, AR dikatakan Prasetyo, lantas menyerukan kepada kawan-kawannya agar mempersiapkan diri dan membekali dengan berbagai macam senjata tajam.
Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan U-23 di Polda Jatim, ada Dangdutan Hingga Banjir Doorprize
Jatim
11 menit lalu
Ribuan penonton pun ikut larut mendengarkan lagu-lagu dangdut. Bahkan sebagian juga nampak berjoget ria, sebagian lagi hanya duduk lesehan bergerombol di tengah lapangan.
DRAKOR: Rating 20 -28 April 2024 'Queen of Tears’ Raih Rating Tertinggi TvN Sepanjang Sejarah
Wisata
27 menit lalu
Drama seri ‘Queen of Tears’ yang sepanjang tayangnya penuh dengan air mata dan terseok-seok menuju akhir yang bahagia mampu menggeser CLOY denan rating tertinggi.
Monadology, karya yang ditulis oleh filsuf Jerman terkemuka, Gottfried Wilhelm Leibniz, adalah salah satu karya paling penting dalam sejarah filsafat Barat. Karya ini mem
Selengkapnya
Isu Terkini