VIVAnews - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai investment grade.
Fitch Ratings mengisyaratkan kenaikan peringkat Indonesia hanya bisa terjadi jika ada perbaikan signifikan di sektor infrastruktur dan terjaganya inflasi dalam 12-18 bulan mendatang. Fitch saat ini memberikan peringkat utang Indonesia pada level BB+.
"Kami tidak bisa memperhitungkan dari satu hal saja, tetapi banyak hal," kata Head of Asia Pacific Sovereign Ratings Fitch Ratings, Andrew Colquhoun, dalam acara 'Fitch Ratings Indonesia Credit Briefing 2011' di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Kamis, 17 Maret 2011.
Menurut Colquhoun, lembaganya mengakui Indonesia selama ini menunjukkan pencapaian positif di bidang ekonomi, di antaranya pertumbuhan ekonomi hingga enam persen, pertumbuhan produk domestik bruto (gross domestic product/GDP), serta apresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Sayangnya, untuk mencapai investment grade, Fitch menilai Indonesia masih menghadapi berbagai kendala yang bisa menjadi kelemahan dalam mencapai level tersebut.
Fitch melaporkan, kendala yang menghambat Indonesia itu berupa rendahnya pendapatan per kapita yang hanya US$3.000 per kapita. Pendapatan itu masih lebih rendah jika dibandingkan negara berpredikat BB yang sudah mencapai rata-rata US$5.400 per kapita dan negara berkualifikasi BBB sebesar US$7.700 per kapita.
Faktor penghambat lain yang ditemukan Fitch Ratings adalah minimnya dukungan infrastrukur serta tingkat korupsi yang membebani fundamental ekonomi Indonesia.
Lembaga pemeringkat internasional itu juga menyoroti masalah penerimaan fiskal yang hanya mencapai 15,9 persen dari PDB. Penerimaan itu jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata negara berkualifikasi BB sebesar 24,6 persen.
Selain itu, inflasi yang cenderung tinggi selama beberapa tahun terakhir dikhawatirkan dapat menekan ekonomi Indonesia. Sebagai informasi, tingkat inflasi Indonesia pada 2010 mencapai 6,96 persen atau melebihi ekspektasi Bank Indonesia sebesar 4-6 persen.
"Kalau inflasi dapat dikendalikan, dengan infrastruktur yang membaik, Indonesia berpeluang naik peringkat dari saat ini," kata Colquhoun.
Menanggapi penilaian Fitch Ratings tersebut, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mengakui bahwa pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mencapai investment grade. Menkeu menganggap, selama ini pemerintah terus berupaya untuk mendorong peningkatan investasi ke Tanah Air.
Untuk menunjukkan upaya nyata dari pemerintah tersebut, menkeu menilai indikator makro yang ada saat ini juga memperlihatkan adanya perbaikan ekonomi nasional. Sebagai contoh, rasio utang terhadap PDB Indonesia kini sudah berada di bawah 26 persen.
Pemerintah juga menganggap telah mampu mengendalikan defisit fiskal di bawah dua persen, bahkan mencapai 0,6 persen pada 2010.
Selain itu, pemerintah sudah menyiapkan langkah stretagis guna menghadapi kemungkinan penarikan modal asing secara mendadak (sudden reversal) dengan membentuk pendanaan untuk stabilitasi pasar sekunder obligasi (bond stabilitation fund).
"Saya rasa Indonesia sudah baik. Tetapi, tergantung dari penilaian independen lembaga pemeringkat. Saya serahkan pada lembaga pemeringkat saja," ujar Agus. (art)
PDIP Sumbar Menang Atas Gugatan dari Kader Sendiri
PDIP Sumbar menang gugatan atas kadernya yang menggugat pencopotan sebagai anggota DPRD dan digantikan PAW
