- Antara/ Yudhi Mahatma
VIVAnews - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau seluruh warga Bali agar tak reaktif menyikapi pemberitaan yang diturunkan majalah terbitan Amerika Serikat, Time. Mantan Kapolda Bali itu meminta semua pihak menjadikan artikel di majalah Time sebagai bahan refleksi.
“Jangan marah dan jangan menyikapi secara berlebihan. Sebaliknya, harus dijadikan landasan berbenah diri,” kata Pastika kepada wartawan, Rabu 6 April 2011.
Dalam edisi 1 April 2011, Time menurunkan artikel berjudul, 'Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes' dengan penulis Andrew Marshall. Artikel ini menyoroti pariwisata Bali yang tercoreng dengan masalah sampah dan kemacetan.
Bertalian dengan itu, Ketua Komisi IV DPRD Bali yang membidangi pariwisata, Nyoman Parta pun meminta hal yang sama. “Masyarakat Bali sebaiknya jangan marah atas pemberitaan itu. Kita seharusnya introspeksi diri bahwa selama ini kita tidak mengurus Bali dengan baik.”
Tulisan Time itu, menurut dia, merupakan bukti bahwa warga tak mengurus Bali dengan baik. Belum lagi persoalan antrian panjang di terminal kedatangan internasional di bandara Internasional Ngurah Rai.
Ia meminta agar pemberitaan itu dijadikan landasan untuk memperbaiki Bali secara komprehensif dan holistik. “Jadi tidak usah reaktif,” pinta dia.
Selanjutnya, untuk mengurai persoalan sampah yang menjadi bom waktu bagi industri pariwisata Bali, Parta menawarkan agar desa adat Bali, Desa Pakraman, turut serta memerangi masalah tersebut. “Pengelolaan sampah pedesaan adalah salah satu alternatif mengatasi masalah sampah,” katanya.
Laporan: Bobby Andalan | Bali
Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik
Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.
