Cuma 200 Produk yang Terkena Serbuan China

Mendag, Mari Elka Pangestu
Sumber :
  • ANTARA/Reuters-Daniel Munoz

VIVAnews - Pemerintah menilai kerja sama perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) hanya mempengaruhi sebagian kecil produk Indonesia. Dari sekitar 9.000 produk, hanya sekitar 200 produk yang mengalami masalah akibat dibukanya keran perdagangan antara ASEAN dan China.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa pemerintah tak akan merenegosiasi perjanjian perdagangan secara bilateral dengan China, meskipun barang-barang asal Negeri Tirai Bambu membanjiri Indonesia. "Renegosiasi memakan waktu lama," kata dia pada konferensi pers di Balai Sidang Jakarta, Rabu, 20 April 2011.

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP

Mari mengatakan, pemerintah hanya akan mengevaluasi industri apa saja yang terkena dampak pemberlakuan kebijakan tersebut. "Umumnya yang mengalami injury adalah UKM sektor tekstil dan produk tekstil. Karena barang ini diproduksi skala besar, sehingga harganya murah," ujarnya.

Karena itu, Mari melanjutkan, pemerintah akan meningkatkan daya saing bekerja sama dengan sektor usaha. Menurut Mari, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), yang sebagian besar anggotanya usaha kecil dan menengah akan memberi kajian peningkatan daya saing. "Nanti pemerintah tindak lanjuti," katanya.

Secara umum, Mari menyatakan, peningkatan daya saing berasal dari pembangunan infrastruktur dan logistik, birokrasi, perlindungan terhadap praktik perdagangan yang tidak sehat --khususnya pada produk dumping. Hal tersebut diberlakukan terhadap semua negara.

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

Hingga sekarang, dia mengatakan, pemerintah mengindentifikasi 18 produk yang diduga terkena dampak.

Mari juga menjelaskan, Indonesia mengekspor barang yang memiliki keunggulan komparatif seperti hasil sumber daya alam ke China.

Menurut dia, pertumbuhan ekspor nonmigas tahun lalu sebesar 54 persen lebih besar dibandingkan pertumbuhan impor nonmigas. "Ke depan, produk yang sudah melalui pengolahan punya potensi besar untuk diekspor daripada impor," ujarnya.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Djauhari Oratmangun, menambahkan, kekhawatiran itu terlalu berlebihan. "Perdagangan kedua negara juga mengandung barang jasa, pariwisata, investasi, serta layanan lainnya," tuturnya. (art)

Perbedaan Internet Dedicated dan Up To Shared Bandwidth | Saat ini jaringan internet sudah semakin luas tersedia untuk banyak orang.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024