Ini Alasan Harga Komoditas Anjlok

Ilustrasi Komoditas
Sumber :
  • TheStreet

VIVAnews - Harga komoditas anjlok Kamis setelah berita penurunan permintaan menyebar di Amerika Serikat. Harga minyak yang turun 8,6 persen persen telah menciptakan efek bola salju terhadap penurunan harga komoditas dua hari berturut-turut.

Laporan ekonomi AS menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar dan konsumen akan memangkas pengeluaran, sebagai respons atas tingginya biaya makanan, energi, dan bahan baku.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, aplikasi untuk tunjangan pengangguran pekan lalu mencapai tingkat tertinggi dalam delapan bulan. Ini menyusul laporan dari Institute for Supply Management (ISM) bahwa indeks sektor pelayanan saat ini berada di laju paling lambat dalam delapan bulan terakhir. Indeks ISM untuk April jatuh ke 52,8 persen dari 57,3 persen pada Maret.

Dolar AS naik tajam terhadap euro setelah Presiden Bank Sentral Eropa tetap mempertahankan suku bunga pada 1,25 persen. Komoditas yang diperdagangkan dalam dolar pun cenderung turun, dan membuat komoditas lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang asing.

Investor juga memantau upaya Eropa menyelesaikan masalah utang, serta langkah-langkah China menekan inflasi dan memperlambat ekonominya. China adalah importir besar komoditas tembaga dan minyak.

"Kami tidak lagi terfokus pada masalah pasokan," kata Mike Zuzolo, presiden Global Commodity Analytics & Consulting LLC, seperti dikutip Associated Press, Jumat 6 Mei 2011. "Tingginya harga makanan dan harga energi akan memukul kami dalam hal permintaan."

Banyak analis percaya bahwa pasar komoditas akan tetap volatile selama beberapa pekan, dan stabil pada akhir Mei. "Saat itulah investor biasanya mengalihkan fokus mereka terhadap keprihatinan cuaca yang mempengaruhi hasil pertanian," kata Sterling Smith, analis Country Hedging Inc.

Perak memimpin penurunan harga. Perak untuk pengiriman Juni turun US$3,148 dan menetap di US$36,24 per ounce. Harga perak ini telah jatuh 25 persen sejak 28 April.

Harga emas untuk Juni turun US$33,90 dan menetap di US$1.481,40 per ounce. Tembaga pengiriman Juli turun 13,6 sen dan menetap di US$3,998 per pon, platinum pengiriman Juli turun US$48,10 menetap di US$1.778,20 per ounce, dan paladium Juni turun US$35,90 menjadi US$710,80 per ounce.

Dalam perdagangan energi, benchmark minyak untuk pengiriman Juni turun US$9,44 dan menetap di US$99,80 per barel di New York Mercantile Exchange.

Pada perdagangan Nymex lainnya untuk kontrak Juni, minyak pemanas turun 25,61 sen atau 8,2 persen, dan menetap di US$2,88 per galon. Bensin berjangka turun 22,7 sen atau 6,8 persen dan menetap di US$3,09 per galon. Sedangkan gas alam jatuh 31,3 sen atau 6,7 persen, dan menetap di US$4,331 per seribu kaki kubik.

Dalam kontrak pertanian pengiriman Juli, harga gandum turun 18 sen dan menetap di US$7,54 per bushel.  Harga jagung turun 20,75 sen dan menetap di US$7,0875 per bushel, dan kedelai turun 30,25 sen menjadi US$13,217 per bushel.

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen
Ilustrasi pria marah/emosi.

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang

Mengontrol emosi adalah kemampuan untuk mengatur, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara sehat dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024