Empat Masalah Saat Balita 'Mogok' Makan

anak makan di sekolah
Sumber :
  • inmagine

VIVAnews - Masa balita atau usia anak di bawah lima tahun adalah masa saat anak mulai memilih-milih makanan. Tak heran, jika mereka seringkali susah makan.

Berdasar sebuah survei, balita cenderung lebih menyukai jajan tak sehat seperti permen, keripik, dan kerupuk, serta berbagai minuman
ringan yang mengandung gula tinggi.

Masalah yang timbul adalah mereka terlalu banyak mengonsumsi gula dan lemak. Sementara asupan vitamin dan mineral masih jauh dari jumlah ideal.

Pola makan anak yang buruk ini harus dihindari karena bisa memengaruhi pertumbuhan fisik dan intelegensianya. Juga berdampak pada kebiasaan makan mereka saat dewasa. Belum lagi risiko gangguan konsentrasi belajar, diabetes, jantung bahkan kanker di kemudian hari.

Untuk itu, Anda perlu tahu empat masalah yang timbul saat balita malas makan seperti dilansir dari The Sun:

1. Sensitif

Penelitian menunjukkan, 90 persen balita tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanan mereka. Hal ini bisa berisiko memicu anemia, merasa lelah dan menjadi pemarah. Termasuk berisiko mengalami masalah intelektual dan perilaku.

Balita membutuhkan makanan kaya zat besi. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi saat sarapan, Anda bisa memberikan telur rebus dengan segelas jus jeruk yang diencerkan. Lalu, untuk makanan utama, berikan ikan salmon dan brokoli.

Untuk makanan ringan, bisa berikan sepotong kue berisi buah. Salad buah kering dengan yoghurt atau apel panggang dengan kismis bisa
dijadikan makanan penutup.

2. Rewel
Balita yang biasanya suka makan, bisa tiba-tiba menolak makan makanan rumah. Jangan panik jika si kecil mulai memasuki fase ini. Ini adalah bagian normal dari perkembangan balita yang disebut para ahli sebagai 'neophagia' yang berarti 'rasa takut yang baru'.

Para peneliti mengatakan, perilaku ini biasa dialami bebarengan dengan saat ia mulai merangkak dan mulai belajar berjalan. Pada fase ini, biasanya mereka mulai bisa menemukan makanan secara mandiri. Berikan waktu pada si kecil untuk belajar beradaptasi.

Anda memang harus lebih sabar dan terus berusaha menawarkan variasi makanan. Bisa dimulai dengan mengajaknya makan satu meja
dengan Anda dan keluarga.

3. Berperilaku aneh
Beberapa anak biasanya mulai menunjukkan perilaku aneh seiring dengan perkembangan usianya. Menolak untuk makan jika melihat piring atau ada yang tak mau mencoba makanan baru.

Harus Anda ingat bahwa balita seperti orang dewasa. Mereka memiliki beberapa kesukaan yang berbeda.

Istri Kenang Sosok Dorman Borisman, Bikin Haru Ungkap Hal Ini

Beberapa balita mungkin tidak suka dengan makanan yang diolah dengan cara direbus, lainnya tidak suka makanan dengan beraroma, dan lebih menyukai makanan bertekstur lembut dan makanan renyah.

Jangan paksa anak untuk makan makanan sesuai keinginan Anda. Ketika memperkenalkan makanan baru, diperlukan 10 kali atau lebih untuk membujuknya agar si kecil mau makan.
 
4. Pilek
Pastikan si kecil lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Termasuk, mencegah anak terjangkit flu.

Hidung tersumbat akibat flu bisa menurunkan nafsu makan anak. Penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki suplemen harian yang berisi vitamin A dan D.

Kurangnya vitamin A dapat mengurangi imunitas anak. Lalu, kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan perkembangan tulang terhambat dan berisiko terkena rakhitis, yaitu pelunakan dan melemahnya tulang pada anak.

Jika pergi ke posyandu (pos pelayanan terpadu), mintalah vitamin tetes gratis pada petugas kesehatan. Atau, berikan balita susu khusus
yang mengandung vitamin adalah cara lain untuk meningkatkan konsumsi vitamin A sehari-hari.

SOLUSI

Saat kondisi tersebut terjadi pada si kecil, Anda tak perlu panik. Ada dua solusi yang bisa dilakukan, agar kondisi kesehatan si kecil tidak
bermasalah saat ia mengalami masalah makan.

1. Perbanyak minum air
Minum susu atau jus dan air putih adalah sesuatu yang sangat disukai balita. Balita perlu enam sampai delapan gelas (100-120 ml ) air sehari. Bisa lebih, jika kondisi cuaca panas atau si kecil banyak beraktivitas.

Dehidrasi dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku dan kemampuan belajarnya. Ingatlah bahwa 'mekanisme rasa haus' balita tidak seperti orang dewasa.

Polisi Pengedar Sabu Ditangkap di Mamuju Sulawesi Barat

Balita seringkali tidak sadar saat sedang merasa haus. Jika sedang asyik bermain, mereka cenderung mengabaikan rasa haus, sehingga Anda perlu menawarkan air secara teratur.

2. Buat si kecil selalu aktif
Balita harus aktif selama minimal 60 menit setiap hari, dengan begitu ia akan makan lebih lahap. The National Association Of Sports And Physical Education, mengungkapkan, setiap hari, balita harus melakukan kegiatan fisik terstruktur setidaknya 30 menit. Hal ini bisa dilakukan dengan dibagi dalam tiga segmen, tiap segmennya, 10 menit. 

Balita juga harus memiliki paling sedikit 60 menit aktivitas fisik tidak terstruktur (bermain bebas). Anda bisa mengajaknya jalan-jalan atau
bermain lompat tali dan berlari.

Biasanya pada usia tiga tahun, anak mulai bisa mengangkat satu kaki. Latih si kecil untuk memanjat, menendang bola, dan melempar bola serta mengayuh sepeda.

Itu sangat baik untuk kesehatannya. Agar kegiatan makin seru, Anda bisa mengajarkan pola berjalan yang unik seperti jalan pinguin atau kodok. Perdengarkan juga musik menghentak, agar suasana makin ceria. (pie)

Korlantas Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang via WhatsApp, Ini Alasannya
Kurikulum Merdeka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (sumber: rri.co.id)

Kurikulum Merdeka, Tak Seribet yang Dibayangkan

Salah satu keunggulan dalam Kurikulum Merdeka adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024