- doc Corbis
VIVAnews- Pembayaran secara online kini mulai biasa diterapkan untuk menjual produk karena mampu meningkatkan penjualan. Namun belanja jenis ini masih menyisakan kekhawatiran masyarakat akan keamanan data nasabah.
Salah satu contohnya adalah Garuda Indonesia dimana tujuh persen konsumen Garuda memilih pembayaran via online. Total konsumen Garuda sendiri 13 juta. Garuda menetapkan dalam lima tahun ke depan pembayaran online mencapai 40 persen.
"Saat ini pemasukan melalui pembelian tiket via online mencapai Rp 4-5 miliar sehari. Untuk tahun ini target kami Rp120 miliar per bulan untuk pembayaran online" kata Senior General Manager E-Commerce Garuda Indonesia Joseph Adrian Saul di Jakarta, Rabu, 18 Mei 2011.
Menurut CEO DOKU, penyedia jasa perantara penjualan online, Thong Sennelius mengatakan pembayaran online lebih menguntungkan dibanding hanya mengandalkan transfer rekening. Alasannya pembayaran online sifatnya real time jauh lebih mampu memelihara cash flow perusahaan.
Berdasarkan data Nielsen, meningkatnya penetrasi internet yang mencapai 22 persen membuat banyak produsen dan merchants yang menyediakan fasilitas penjualan online. "Namun cara ini masih menyisakan kekhawatiran mengenai keamanan nasabah," ujarnya.
Sebagai informasi, DOKU bekerjasama beberapa bank seperti BNI, Citibank, Bank Mandiri, dan Klik BCA dan beberapa perusahaan seperti Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Merpati Nusantara, Bataviar Air, Bayu Buana dan Java Festival Production.
Sementara terkait keamanan nasabah, Kepala Biro Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo menjelaskan keamanan nasabah menjadi persyaratan umum.
"Fraud (kejahatan) itu pasti ada, namun dengan sistem yang lebih tinggi tingkatannya bisa diminimalisir" ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, BI mendukung pengembangan infrastruktur sistem ini. Tujuannya, pembayaran bisa diakses masyarakat lebih luas. Kenyamanan nasabah juga meningkat.
Ini Dia Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Bisa Angkut 235 Orang Sekaligus
Ukurannya yang sangat besar, elevator atau lift penumpang terbesar di dunia ini mengandalkan sistem balok katrol inovatif yang terdiri dari 18 katrol besar, 9 kabel baja.
