Mahfud MD: Disindir Ruhut, Diprotes Doyok

Mahfud MD
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD sontak menjadi sorotan media sepekan ini. Gara-gara ia melaporkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terkait pemberian uang kepada Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Gaffar sebesar Sin$120 ribu.

Apa yang dilakukan Mahfud membuat pihak terlapor yang juga dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi di Kemenpora, marah besar. "Pak Mahfud itu penipu, dia telah melakukan fitnah besar," kata Nazaruddin saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 23 Mei 2011. "Itu semua rekayasa dari Pak Mahfud." Dia pun berencana melaporkan Mahfud ke polisi.

Menanggapi pernyataan itu, Mahfud justru mengaku, ia yang didiskreditkan. "Justru saya yang dicemarkan. Saya disebut pembohong besar. Itu pencemaran nama baik betul karena saya merasa jujur. Masak dibilang pembohong."

Namun, Mahfud mengaku tidak akan melapor balik ke polisi jika Nazaruddin melaksanakan niatnya. "Biar anak-anak kecil saya yang melaporkan. Masak saya disuruh melapor kayak gitu," kata dia

Rupanya, tak hanya Nazaruddin yang panas. Ruhut 'Si Poltak' Sitompul ikut mengeluarkan komentar. Ia mempertanyakan motivasi Mahfud MD melaporkan Nazaruddin ke SBY. "

"Jadi lucu, Mahfud kok ikut campur urusan Demokrat? Apa urusannya?" kata Ruhut di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 23 Mei 2011. Ruhut beranggapan, alasan etika yang dilontarkan Mahfud terkait pelaporan Nazaruddin ke SBY selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat, tidak tepat.

"Dia itu kan Profesor Doktor, ahli hukum. Jadi kalau disogok orang, kasih amplopnya ke KPK. Bukannya diendapkan beberapa hari, tak dikasih ke KPK, dan malah dikembalikan ke orang yang nyogok. Itu lebih lucu lagi," ujar Ruhut yang juga anggota Komisi Hukum DPR.

Ruhut menduga apa yang dilakukan Mahfud terkait niat maju ke Pilpres 2004. "Masak numpang popularitas sama Nazaruddin. Jangan cari forum untuk jadi calon presiden Pemilu 2014," kata Ruhut.

Sebelumnya, Mahfud menyatakan, ia memilih untuk langsung melaporkan Nazaruddin ke SBY, agar kasus yang melibatkan dirinya itu masuk ke ranah etika. "Harus diingat, sanksi karena pelanggaran etika itu ada di mana-mana. Di profesi apapun, sanksi terkait etika bisa dijatuhkan tanpa harus menunggu vonis hukum pidana. Sementara kalau dilaporkan ke KPK, maka hanya dianggap gratifikasi, dan kasus selesai," jelasnya.

Mahfud pun sempat menyindir Ruhut. "Saya tidak sebodoh Ruhut. Sebaiknya Ruhut bertanya langsung kepada Pak SBY, kenapa saya melaporkan kasus itu kepada Pak SBY," ujarnya.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Mahfud juga pernah menyebut Ruhut 'pelawak'. Namun, gara-gara ini, mantan politisi PKB itu malah diprotes pelawak sungguhan.

"Saya mendapat protes dari Doyok anggota grup Srimulat yang mendukung langkah saya. Namun protes keras tentang pernyataan Ruhut Sitompul sebagai 'pelawak' saja, karena pelawak lebih mulia dibandingkan dia," kata Mahfud MD dalam acara Pelantikan dan Rapat Pengurus Ikatan Keluarga Alumni UII, DPW DIY, Sabtu, 28 Mei 2011.

Di depan para alumni UII, ia juga meminta mereka tak terlalu emosional menanggapi lontaran Ruhut. "Saya anggap dia sebagai pelawak aja. Kalau sudah dengar ya sudah tinggal tidur," ujarnya sambil tertawa lirih. "Namun terkadang saya juga terpancing." (Laporan: Erick Tanjung|DIY)

Workshop Literasi Digital

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024