VIVAnews - Di negara-negara Eropa, bakteri E.Coli telah menjangkiti ribuan orang. Bahkan, telah membuat puluhan orang meninggal dunia. Menghadapi kejadian ini, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau pada masyarakat agar waspada terhadap penyakit akibat bakteri Escherichia Coli (E.Coli) itu.
Menurut dari data Kementrian Kesehatan, wabah penyakit ini sebenarnya mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011. Sampai 2 Juni 2011, Jerman menemukan 520 kasus haemolytic uraemic syndrome (HUS) dengan 11 kematian. Terdapat 1.213 kasus enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC), 6 diantaranya meninggal. Artinya, di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17 kematian .
“Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan kasus yang sama yaitu Austria, Czech Republic, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Inggris dan Amerika Serikat,” kata Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, dalam rilis yang diterima vivanews.com.
Bakteri E.coli dapat ditemukan pada usus manusia dan binatang berdarah panas. Sebagian besar tidaklah berbahaya. Tetapi ada strain tertentu, yaitu enterohaemorrhagic E. coli (EHEC) yang bisa menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan, kejadian di Eropa saat ini.
Gejala penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare. Pada sebagian kasus, bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Juga dapat timbul demam dan muntah.
“Seseorang yang diare disertai pendarahan dan jika menderita sakit setelah bepergian dari Jerman atau kontak dengan penderita, segeralah konsultasi kepada dokter atau petugas kesehatan,” saran dr. Tjandra.
Masa inkubasi bakteri berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari. Sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari. Tapi pada keadaan khusus, penyakit dapat berlanjut menjadi parah dalam kondisi yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).
HUS ditandai dengan kegagalan ginjal akut, anemia dan kekurangan trombosit (acute renal failure, haemolytic anaemia and thrombocytopenia). Termasuk juga gangguan neurologis sampai stroke dan koma. Diperkirakan sampai sekitar 10 persen pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut menjadi HUS yang angka kematiannya berkisar antara 3 - 5 persen.
Untuk mencegah EHEC dan HUS, kuncinya adalah berperilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya, dengan mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar (BAB) dan sebelum makan.
Sementara itu, World Health Organization (WHO) menganjurkan lima kunci untuk keamanan pangan. Yaitu jaga kebersihan, pisahkan bahan mentah dengan makanan matang, masak makanan sampai matang, jaga makanan pada suhu aman dan gunakan air bersih untuk mencuci bahan pangan.
Sumber :
VIVA.co.id
7 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Xiaomi 15 Series: Bakal Rilis Oktober, Apakah HP Pertama yang Gunakan Snapdragon 8 Gen 4?
Gadget
5 menit lalu
Temukan segala tentang Xiaomi 15 Series - pertama dengan Snapdragon 8 Gen 4 diprediksi akan meluncurkan pada Oktober 2024.
Kasat Samapta Polres Jombang, Iptu Aly Efendi mengatakan, patroli untuk mencegah konvoi kelulusan sekolah ini dilakukan Satuan Samapta Polres Jombang pagi tadi hingga
OPPO Reno8 T: Turun Harga, Tapi Nggak Turun Gaya, Apalagi Turun Rank di Game Favorit Mu!
Gadget
20 menit lalu
OPPO Reno8 T Dilengkapi chipset gaming MediaTek Helio G99 dan RAM 8GB, Reno 8T siap diajak libas game-game favoritmu. Nggak puas? Tambahin aja RAM virtual 8GB.
Oppo A95 5G Turun Harga, Punya Performa Canggih dan RAM hingga 13GB!
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Temukan harga terbaru Oppo A95 5G di 2024! Dapatkan kualitas premium hanya dengan Rp 2 jutaan.
Selengkapnya
Isu Terkini