Zoraya Perucha, Susut 24 Kg Berkat Candu Diet

Mantan Artis dan GM Corporate Communications ANTV, Zoraya Perucha
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Zoraya Perucha girang melihat jarum timbangan yang dipijaknya menunjuk angka 73 kilogram. Tidak 98 kilogram seperti saat awal tahun. Atau 100 kilogram pada November tahun lalu. GM Corporate Communications ANTV itu merasa dietnya berhasil.

Sudah lima bulan ia meninggalkan semua makanan 'jahat', seperti gorengan dan santan. Ia belajar membiasakan diri dengan makanan rebus dan bakar. Mengganti camilan berkalori tinggi dengan buah berserat. Juga membatasi asupan karbohidrat.

Zoraya mengganti menu sarapannya dengan oatmeal, susu nonfat, buah (pepaya), suplemen, dan salmon oil. Sedangkan menu makan siang berupa karbohidrat (3-4 sendok makan nasi merah atau 80 gram kentang rebus), protein (ikan mas, salmon, potongan daging, atau putih telur rebus), sayur, dan buah. Menu makan malam sama seperti siang, namun tanpa karbohidrat.

Di antara jeda makan utama, Zoraya juga menyiapkan snack berupa buah untuk menahan rasa lapar. Biasanya sekitar pukul 10.00, 15.00, dan menjelang tidur sekitar pukul 21.00. Bisa apel, pir, kiwi, atau labu siam.

Khusus malam, ia menambah susu nonfat, dan sesekali dark cokelat 50-70 persen. Ia menjalani pola makan ketat semacam itu selama enam hari dalam seminggu. "Saya punya hari 'nakal' sehari pada akhir pekan. Di hari itu saya bebas makan apa saja yang saya suka, boleh melanggar aturan diet," ujarnya saat berbincang dengan VIVAnews, pekan lalu.

Mengatur asupan kalori yang masuk ke tubuh saja tak cukup. Secara rutin, ia juga berolahraga empat kali dalam seminggu. Setiap sesi olahraga sekitar 45 menit. Pilihannya, berenang di akhir pekan, dan jalan kaki di hari kerja.

"Saya minta sopir berhenti lima kilometer menjelang kantor, lalu saya jalan kaki ke kantor. Atau pas pulangnya. Mobil saya berhenti lima kilometer dari rumah, lalu jalan kaki ke rumah," kata mantan aktris dan atlet renang nasional ini.

Komitmen


Kunci keberhasilan diet adalah: komitmen. Tanpa itu, orang justru akan terjebak pada apa yang disebut diet yoyo. Cepat susut, tapi tak bertahan lama. Atau, berat badan segera kembali melonjak saat terlampau girang menikmati tubuh yang mulai langsing.

Zoraya, akrab disapa Mbak Ucha, percaya itu. Ia bisa menjaga komitmennya selama lima bulan terakhir berkat dukungan keluarga dan lingkungan sekitar kerjanya.

Komitmennya bermula dari keikutsertaannya mengikuti lomba penurunan berat badan di kantornya, awal tahun ini. Semangat memenangi lomba menggebu lantaran ingin mempersembahkan hadiah untuk membantu seorang bocah pengidap tumor.

Membangun kesetiaan menjalani komitmen jelas penuh godaan. Bukan hanya tergiur sajian makanan lezat yang biasa ia santap sebelumnya, tapi juga stres saat grafik berat badannya tak kunjung meningkat. "Sempat dua minggu bobot saya tak turun-turun lagi. Saya stres dan merasa perjuangan sia-sia," ujar Mbak Ucha.

Lewat dukungan sang dokter gizi dan keluarga, ia tak menyerah. Ia tetap melanjutkan dietnya. Dokternya bilang bahwa mereka yang tengah menjalani diet wajar mengalami masalah semacam itu. Bagi yang tak sabar, mereka umumnya segera menyudahi dietnya karena merasa sia-sia.

Padahal, bobot seseorang secara garis besar terbagi tiga elemen: lemak, air, dan otot. Saat diet ketat namun bobot tetap, bukan berarti massa lemaknya tak berkurang. Yang terjadi pada Mbak Ucha kala itu, massa lemaknya berkurang, tapi massa ototnya bertambah lantaran ia mulai latihan beban. "Kalau di timbangan dokter kelihatan, massa lemaknya berapa, air berapa, dan otot berapa," ujar Mbak Ucha.

Di akhir lomba yang berlangsung 18 Januari sampai 18 Maret 2011, berat badannya turun 13,6 kilogram. Juara favorit diraihnya dengan hadiah 9 gram emas senilai Rp4 juta. Sayang, bocah pengidap tumor yang hendak dibantunya telah menghembuskan napas terakhir. Tak apa, hadiah itu tetap diserahkan kepada orangtua sang bocah untuk membantu melunasi biaya rumah sakit.

Lomba selesai. Dengan niat sehat, ia melanjutkan dietnya. Ia ingin pola makan dan olahraga yang sudah dijalaninya selama dua bulan menjadi gaya hidupnya. "Saya semakin semangat melanjutkan diet setelah melihat hasil rekam medis saya membaik, seperti kolesterol, dan tekanan darah," ujar wanita yang pernah terserang penyakit jantung ini.

Agar motivasinya tak kendur, ia membuat kompetisi lanjutan dengan suami. Sebuah kompetisi sehat. Ia harus bisa menurunkan berat badan minimal lima kilogram dalam 1,5 bulan. Sementara suami berhenti merokok untuk selamanya. "Untung saya berhasil melewati tantangan ini, kalau nggak saya dihukum suami nggak boleh tidur pakai AC selama seminggu," katanya sambil tertawa.

Zoraya PeruchaLima bulan sudah ia menjalani gaya hidup sehat itu. Bobotnya sudah turun sekitar 24 kilogram. Lingkar pinggangnya pun susut 30 sentimeter. Sementara pola makannya semakin terjaga karena tubuhnya menjadi sensitif dengan makanan 'jahat'. Ia bisa spontan pusing bila mengonsumsi lemak berlebih.

Dengan tinggi 166 sentimeter, wanita kelahiran 1957 itu masih mengejar bobot idealnya 61 kilogram. Ia tak kehilangan motivasi sembari memengaruhi orang di sekitarnya untuk tak frustasi menurunkan berat badan. "Diet bukan sekadar untuk estetika, tapi kesehatan. Hidup terasa lebih ringan, sehat, dan modis, karena bisa pakai sepatu high heels lagi," ujar Mbak Ucha sumringah.

Menpan-RB Sebut Calon Kepala Daerah Tak Bisa Jual Janji Angkat ASN
Mitsubishi New Pajero Sport

Terpopuler: Gaji untuk Kredit Pajero Sport, Petugas Dishub Dibuat Kewalahan

Berita yang membahas mengenai gaji untuk kredit Pajero Sport dan petugas Dishub dibuat kewalahan, banyak sekali dibaca sehingga menjadi terpopuler di kanal VIVA Otomotif.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024