- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews – Tidak seperti pada kasus mafia pajak Gayus Tambunan, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum kali ini tak ikut memburu Nazaruddin. Padahal, dulu Satgas memburu Gayus sampai ke Singapura, dan kini Nazaruddin pun berada di Singapura.
“Karena kami ikut menangani kasus Gayus sejak awal, sedangkan untuk kasus Nazaruddin maupun Nunun, Satgas tidak menanganinya dari awal,” kata Sekretaris Satgas Denny Indrayana dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk ‘Koruptor Ngeloyor, Negara Tekor’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 11 Juni 2011.
Denny menjelaskan, Satgas memang sengaja tidak mau masuk ke kasus Nazaruddin, untuk menghindari benturan kepentingan. “Kami khawatir disangka melakukan intervensi terhadap kasus itu, mengingat Satgas itu bentukan SBY, sedangkan SBY itu Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat,” ujar Denny.
Nazaruddin memang merupakan politisi Demokrat. Sebelum berbagai kasus yang membelitnya menyeruak ke permukaan, ia bahkan menjabat sebagai Bendahara Umum Demokrat. “Jadi jelas, Satgas tidak ingin ikut campur lebih dalam. Cukup sebatas koordinasi,” kata Denny.
Namun Satgas bersedia menjemput Nazaruddin di Singapura, apabila diminta oleh KPK sebagai lembaga yang berwenang menangani kasus Nazaruddin. “KPK harus tetap di depan, karena KPK punya kewenangan untuk melakukan penyidikan, penyelidikan, dan penuntutan. Jadi kami berkoordinasi saja dengan KPK,” kata dia.
KPK memanggil Nazaruddin untuk diperiksa sebagai saksi terkait dua kasus yang berbeda. Pertama, kasus pengadaan barang di Kementerian Pendidikan Nasional. Kedua, kasus pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Namun Nazaruddin tidak memenuhi panggilan KPK untuk kasusnya yang pertama, sedangkan untuk kasus kedua, KPK menjadwalkan pemeriksaannya pada Senin 13 Juni mendatang. (umi)
Saksi Ceritakan Detik-detik Pekerja LRT Jatuh dari Atap Stasiun Rasuna Said
Seorang pekerja Light Rail Transit (LRT) jatuh ketika tengah bekerja memperbaiki atap jalur LRT.
