- elespectador.com
VIVAnews - Tepat setahun yang lalu, Kolombia memilih presiden baru. Dia adalah mantan menteri pertahanan Juan Manuel Santos.
Menurut stasiun berita Al Jazeera, Santos menang pemilu secara telak, berdasarkan hasil penghitungan suara 20 Juni 2010. Dia meraih 69 persen suara dan mengalahkan pesaingnya, Antanas Mockus, yang hanya meraup 27,5 persen suara.
Santos mendapat lebih dari sembilan juta suara, meraih rekor suara terbanyak yang pernah dicapai kandidat presiden Kolombia.
Santos, yang didukung penuh oleh Presiden Alvaro Uribe, baru resmi memimpin negara Amerika Latin itu -- yang menjadi sekutu dekat Amerika Serikat -- pada Agustus 2010.
Menurut Al Jazeera, suasana pemilihan kemarin berlangsung tenang dan cenderung sepi karena sebagian besar wilayah Kolombia diguyur hujan. Apalagi, turnamen Piala Dunia yang tengah berlangsung di Afrika Selatan membuat para pemberi suara memilih untuk berdiam di rumah masing-masing.
Santos, 38 tahun, berjanji untuk melanjutkan kebijakan keamanan dan pro-bisnis yang digalakkan Presiden Uribe. Uribe sendiri tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai presiden karena undang-undang konstitusional melarangnya menjabat untuk kali ketiga.
Meski masa jabatan kedua Uribe diwarnai skandal korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia, Uribe tetap populer karena upayanya memerangi pemberontakan gerakan pemberontak, Revolutionary Armed Forces of Colombia (Farc).
Dengan menggunakan dana bantuan senilai miliaran dolar dari AS dia mendesak Farc keluar dari kota-kota utama di Kolombia. (umi)