Gula Pada Susu Picu Obesitas Anak

Anak dengan kelebihan berat badan
Sumber :
  • foodfacts.info/blog

VIVAnews - Jumlah anak-anak kegemukan di Indonesia,  meningkat setiap tahunnya. Hal ini diketahui berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, yaitu 14 persen balita termasuk dalam kategori gizi berlebih.

Kegemukan atau gizi lebih pada anak, secara keseluruhan sebenarnya dapat dicegah baik dari rumah maupun dari lingkungan sekolah. Menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), orangtua harus mencermati asupan nutrisi yang memengaruhi kegemukan yang meningkat di kalangan anak-anak.

“Hasil riset kami menunjukkan bahwa salah satu sumber utama yang dapat memicu obesitas pada anak adalah adanya asupan gula berlebih dalam susu," kata Dr. Saptawati dalam acara Dongeng FeMale serta FeMale Parenting Club, di Jakarta yang diadakan oleh Fonterra Indonesia, seperti dikutip dari rilis yang diterima vivanews.com

Dokter Saptawati juga mengingatkan dampak negatif kegemukan pada anak. Seperti, timbulnya penyakit jantung, stroke dan diabetes melitus tipe 2.

Terkait dengan adanya peningkatan prevalensi kegemukan atau gizi lebih di kalangan anak - anak, dr. Muliaman Mansyur, Medical Marketing Manager Fonterra Brands Indonesia, mengungkapkan, "Jika dalam sehari, anak diberikan tiga gelas susu, artinya anak tersebut mengonsumsi gula tambahan hingga 12 sendok teh."

Padahal, merujuk pada anjuran badan kesehatan dunia, WHO, anak usia 1 hingga 3 tahun, maksimal mengonsumsi gula, 5 sendok teh per hari. Lalu, anak usia 4 hingga 6 tahun maksimal mengonsumsi gula 8 sendok teh per hari, dari total keseluruhan makanan dan minumannya. Jadi, perhatikan juga asupan susu buah hati, jangan sampai berlebihan.

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kustantinah menyoroti tentang Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang juga menjadi penyumbang asupan nutrisi bagi anak. Apalagi saat ini BPOM menemukan bahwa selain adanya bahan berbahaya (seperti: formalin, borax, zat pewarna yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pangan) juga ditemukan jajanan yang mengandung pemanis berlebihan. 

"Pada dasarnya orangtua harus turut berperan untuk mengawasi apa yang dikonsumsi oleh anak–anaknya. Sesuatu yang berlebihan itu tentu tidak baik," katanya.

Kustantinah mengimbau orangtua untuk memastikan bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi anak–anaknya tidak berbahaya, bersih, dan bergizi, termasuk untuk jajanan sekolah. Katanya, peningkatan keamanan dan mutu jajanan anak sekolah harus dilakukan bersama lintas instansi Pemerintah serta dukungan pihak lain.

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen
Ria Ricis

Ria Ricis Ngonten Pakai Siger Sunda, Netizen: Kode Pengen Jadi Manten Lagi

Ria Ricis membuat transisi make up yang di awal wajahnya terlihat sangat polos serta hanya berpakaian kaos dengan jilbab hitam, kemudian ia menari-nari kecil.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024