Risiko Tinggi, Bank Hindari Industri Garmen

VIVAnews - Sebagian besar perbankan nasional masih menghindari pengucuran kredit untuk beberapa sektor ekonomi.

Pada triwulan IV 2008, Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia seperti yang dikutip dari situsnya, Senin 19 Januari 2009, menunjukkan bank masih enggan memberikan kredit untuk industri pengolahan, khususnya industri tekstil atau garmen untuk beberapa jenis tekstil tertentu dan industri pengolahan kayu.

Industri garmen dihindari karena diperkirakan akan terjadi penurunan permintaan terhadap eskpor garmen dari Indonesia sehingga potensi risikonya meningkat. Sementara itu, penyaluran kredit kepada industri pengolahan kayu dihindari karena terkait dengan isu illegal logging.

Sektor lain yang dihindari perbankan adalah pemberian kredit yang bersifat konsumtif. Hal ini antara lain karena kondisi perekonomian yang kurang kondusif sehingga menurunkan daya beli masyarakat dan pada sisi lain akan meningkatkan potensi kredit tersebut.

Dari deviasi penyaluran kredit, sekitar 40 persen dari 41 bank yang disurvei menyatakan, realisasi kredit baru pada triwulan IV 2008 di bawah target yang ditetapkan (lima persen).

Berdasarkan jenis penggunaannya, bank-bank berpendapat deviasi lebih banyak terjadi pada kredit konsumsi. Bagi beberapa bank, faktor utama yang menyebabkan deviasi tersebut adalah karena terganggunya kondisi perekonomian dan meningkatnya risiko usaha nasabah.

Diduga Amankan Mafia Pailit, Oknum Jaksa di Jatim Dilaporkan ke Jaksa Agung
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Kuntadi

Jawaban Menohok Kejagung soal Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Aset milik Harvey Moeis ataupun istrinya Sandra Dewi dipastikan bakal disita Kejaksaan Agung (Kejagung) apabila dalam harta itu terindikasi hasil tindak pidana korupsi.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024