- AP Photo
VIVAnews – Hari ini, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Kuningan. Umumnya, mereka melakukan persembahyangan bersama di Pura. Namun, khusus warga di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, Bali, mereka memiliki tradisi yang unik, yakni membuang uang.
Warga di Desa Bongan, Tabanan, melempar uang di jalan untuk diperebutkan warga. Tradisi tersebut dinamakan mesuryak. Tradisi ini dilaksanakan sebagai penutup rangkaian hari Raya Galungan dan Kuningan. Warga Bongan, Tabanan, melaksanakan tradisi ini secara turun temurun. Menurut mereka, mesuryak merupakan wujud rasa kegembiraan masyarakat setelah melaksanakan hari raya.
Mereka percaya, selama hari raya, para leluhur pulang ke rumah masing-masing selama sepuluh hari, terhitung sejak hari raya Galungan. Mesuryak sendiri merupakan bagian dari ritual melepas leluhur agar mereka kembali ke tempatnya dengan bahagia.
Sebelum menggelar tradisi ini, warga mengawalinya dengan menghaturkan sesajen di merajan (tempat sembahyang di rumah) masing-masing. Haturan sesajen ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan di Pura Dalem dan Puseh setempat.
Ketika tiba waktunya mesuryak, warga menghamburkan uang kertas atau logam ke angkasa, sementara warga lainnya berebutan mengambil uang tersebut. Uang itu, menurut warga, merupakan bekal bagi para leluhur dalam perjalanan ke surga.
Dalam ritual ini, cukup banyak uang yang dihamburkan. Bagi keluarga yang tergolong mampu, uang yang dilempar bisa mencapai puluhan juta rupiah dengan berbagai pecahan. Tak ayal, tua-muda, laki-laki dan perempuan, tumpah ruah berebut uang yang dilempar itu.
Wardana, tokoh masyarakat setempat mengatakan, mesuryak telah berlangsung secara turun temurun. “Selain sebagai sarana pengantar leluhur kembali ke surga, tradisi ini juga digelar sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas berkah rezeki dan keselamatan yang dilimpahkan kepada warga,” kata dia, Sabtu, 16 Juli 2011, di Tabanan.
Laporan: Bobby Andalan | Bali
Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya
Pendidikan Usia Dini (PAUD atau Preschool) yang berkualitas tak hanya mempersiapkan anak-anak untuk masuk sekolah dasar, tetapi juga membentuk kesejahteraan emosional.
