- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews – Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) menolak dikatikan dengan peristiwa ledakan bom di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Bima, Nusa Tenggara Barat.
Juru Bicara I Imaroh Markazziyah JAT, Abdul Rochim Baasyir, menyatakan bahwa pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Ustad Abrory M. Ali, yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, sudah keluar dari keanggotaan JAT.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut Abrory sebagai anggota JAT. Rochim lantas menegaskan, informasi BNPT tersebut tidak benar. “Ustad Abrory bersama beberapa personel lainnya telah menyatakan diri mundur dari keanggotaan JAT. Hal itu ditegaskan beliau sendiri kepada media setempat,” kata Rochim di Sukaharjo, Jawa Tengah, Rabu 20 Juli 2011.
Ia menambahkan, dalam media lokal tersebut, Abrory menyatakan keluarnya dari JAT karena ada ketidaksepahaman pemikiran. Dengan demikian, kata Rochim, “JAT tidak bertanggung jawab dengan kegiatan apapun yang terjadi di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab.”
Rochim menyesalkan adanya upaya menyudutkan JAT, karena penemuan kaos laskar JAT di Pesantren Umar Bin Khattab disiarkan secara berulang-ulang. “Seharusnya mereka mengklarifikasi kepada JAT. Kita kan terbuka dan siap memberikan informasi,” kata dia. (eh)
Laporan: Fajar Sodiq | Solo