Marzuki: Tak Perlu Ramai-ramai Adili Saya

Marzuki Alie (Demokrat)
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVAnews – Ketua DPR Marzuki Alie menyayangkan pemberitaan dua hari terakhir ini yang cenderung menyudutkan dan menyerang dirinya. Menurutnya, ia hanya menyampaikan gagasan normatif sebagai rakyat biasa, namun langsung diadili beramai-ramai lewat media.

Marzuki menyatakan, sebetulnya polemik yang muncul akibat gagasannya bisa diredam apabila media langsung mengklarifikasi kepada dirinya tentang maksud dari ucapannya. “Kenapa tidak ditanyakan langsung kepada saya? Sebetulnya kan bisa ditanyakan ke sumber beritanya langsung. Jadi tidak perlu diadili ramai-ramai di media,” kata Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, 1 Agustus 2011.

Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat itu mengatakan, apabila sebuah pendapat atau gagasan langsung diadili beramai-ramai, maka ia khawatir ke depannya tidak ada tokoh yang berani mengeluarkan ide untuk memperbaiki bangsa.

“Kalau yang bicara masyarakat kebanyakan, biasanya tak langsung direspon. Tapi ketika yang bicara saya sebagai pimpinan lembaga negara, jadi berbeda. Padahal saya juga memiliki hak sama untuk mengeluarkan gagasan pribadi di luar kewenangan atau otoritas kelembagaan yang sama miliki,” ujar Marzuki. Padahal, imbuhnya, substansi yang ia kemukakan menurutnya normatif dan bukan hal baru.

“Mungkin pendapat saya berbeda dan tidak sama dengan kebanyakan. Tapi harusnya itu untuk bahan diskusi alternatif, bukan bahan untuk diadili,” kata Marzuki. Ia pun meminta semua pihak untuk memaknai ucapannya dengan menyeluruh, tidak sepotong-potong. “Kalimat saya itu harusnya jangan dipotong-potong,” ujar dia.

Pekan lalu, Marzuki mengritik adanya pertemuan antara pimpinan KPK dan Nazaruddin. “Kalau memang terbukti ada pertemuan antara pimpinan KPK dan Nazaruddin, perlu dipikirkan kembali apakah lembaganya perlu dibubarkan. Kalau KPK sebagai lembaga ad hoc kini sudah tidak dipercaya lagi, maka apa gunanya lembaga ini?” kata Marzuki. Ucapan Marzuki itu lantas ditafsirkan sebagian pihak sebagai niatnya untuk membubarkan KPK.

Marzuki menegaskan, ia tak bermaksud mewacanakan pembubaran KPK. Menurutnya, ia justru menekankan pentingnya KPK dipimpin oleh tokoh-tokoh yang kredibel, mengingat fungsi KPK yang strategis dalam upaya percepatan pemberantasan korupsi.

“Siapa yang suruh bubarkan KPK? Saya tidak suruh seperti itu. Saya katakan, kalau Panitia Seleksi Pimpinan KPK tidak menemukan calon pimpinan KPK yang kredibel, maka tidak usah dipaksakan, karena jika dipaksakan, maka hasilnya tidak akan baik. Kalau pimpinan KPK tidak kredibel, maka bagaimana KPK melakukan percepatan pemberantasan korupsi? Jadi jelas, dalam konteks pernyataan saya, ada kata ‘kalau’ di situ. Bukan saya ingin membubarkan KPK,” jelas Marzuki. (umi)

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Sahala Marbun saat memberikan keterangan pers Jendral TNI bintang dua gadungan.(B.S.Putra/VIVA)

Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil

Pria berinsial JJ, mengaku sebagai anggota TNI pangkat Mayor Jenderal ditangkap saat mendatangi Markas Kodam I Bukit Barisan (BB). Ternyata TNI gadungan

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024