IHSG Berpotensi Ikuti Rebound Dow Jones

Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Bursa Dow Jones melonjak 429 poin pada penutupan perdagangan Selasa sore atau Rabu dini hari WIB. Sentimen tersebut diprediksi memberikan angin segar pada perdagangan bursa saham Asia, termasuk indeks harga saham gabungan  di Bursa Efek Indonesia.

"IHSG berpotensi mengikuti rebound Dow Jones," tutur Head of Research PT Recapital Securities, Pardomuan Sihombing kepada VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 10 Agustus 2011.

Pardomuan memperkirakan, IHSG akan menguat dengan kisaran 3.650 sebagai batas bawah dan level 3.850 sebagai batas atasnya. "Tapi, tidak tertutup kemungkinan level psikologi 4.000 ditembus kembali," ujarnya.

Dia menuturkan, keputusan The Fed mempertahankan suku bunga 0,25 persen selama dua tahun, yang direspon positif bursa Wall Street akan menjadi pemicu utama pergerakan bursa global maupun regional, termasuk IHSG. "Sebab, keputusan The Fed itu diprediksi akan menstimuli pertumbuhan ekonomi AS yang berdampak positif ke negara lainnya," kata Pardomuan.

Apalagi, Pardomuan mengakui, penurunan rating surat utang pemerintah AS oleh lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P) dari AAA menjadi AA+ itu sudah diprediksi sebelumnya. "Jadi, itu (penurunan rating) sebetulnya tidak berdampak ke ekonomi, karena cuma perhitungan histrorikal. Itu sudah diprediksi sebelumnya, jadi bukan outlook. Tapi anehnya, direspon negatif oleh pasar," tuturnya.

Dow Naik 429 Poin

Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang

Dow Jones Industrial Average melonjak lebih dari 429 poin, yang merupakan titik tertinggi dalam sejarah dan keuntungan terbesar sejak Maret 2009.

Penguatan Dow Jones tersebut, dipicu Bank Sentral The Fed yang berjanji mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah hampir nol sampai pertengahan tahun 2013. The Fed juga mengatakan bahwa pihaknya telah membahas 'berbagai perangkat kebijakan' yang dapat digunakan untuk memacu perekonomian.

Bob Doll, kepala strategi ekuitas BlackRock, mengatakan bahwa keputusan The Fed mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah untuk dua tahun "belum pernah terjadi sebelumnya" dan menyebutnya sebagai semacam "backdoor pelonggaran kuantitatif." Juni lalu, bank sentral juga menyelesaikan putaran kedua membeli sekuritas Treasury, juga dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif, dengan harapan meningkatkan perekonomian.

"Pasar akan melakukan apa yang akan mereka lakukan jika Fed pergi keluar dan membeli sekuritas," kata Doll seperti dilansir laman AP. Ia mengharapkan, investor akan kembali ke saham setelah panik menjual dalam beberapa minggu belakangan ini.

Dia menambahkan, saham berpotensi reli karena ekonomi AS yang tumbuh lambat tidak akan merugikan keuntungan perusahaan. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan dalam indeks Standard & Poor 500 yang menuai lebih dari setengah pendapatan mereka berasal di luar negeri. Bahkan saat ekonomi AS melambat, S & P 500 secara keseluruhan diharapkan memperoleh rekor keuntungan tahun ini.

"Perusahaan Amerika menunjukkan bahwa hal itu dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik dan keuntungan, meskipun ekonomi AS tumbuh melambat," kata Doll.

Indeks Dow naik 429,92 poin atau 3,98 persen ke level 11.239,77. Pada Senin lalu, indeks Dow jatuh 634,76 poin di perdagangan hari pertama setelah Standard & Poor menurunkan AS satu tingkat dari rating kredit AAA menjadi AA+. S & P 500 juga naik 53,07 poin atau 4,74 persen ke 1.172,53. Indeks komposit Nasdaq pun menguat 124,83 poin atau 5,29 persen ke 2.482,52. (umi)

Ilustrasi aplikasi.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Namanya Tripper, aplikasi hiburan terbaru yang dapat dinikmati penumpang sebelum, saat, dan sesudah penerbangan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024