- inmagine
VIVAnews - Belanja selalu diyakini sesuatu yang sangat menyenangkan bagi wanita. Namun jangan salah, pria juga sangat suka aktivitas yang disebut salah satu jenis olaharaga ini. Sebuah survei terbaru menemukan, satu dari tiga pria merasa bersalah setelah berbelanja.
Penelitian menemukan, bahwa pria merasa bersalah ketika mereka berbelanja, yang merasa diri sebagai gambaran stereotip yang sering dikaitkan dengan wanita. Satu dari lima pria mengakui bahwa mereka secara teratur berbohong kepada pasangan tentang berapa banyak menghabiskan uang untuk berbelanjakan sesuatu.
"Konsumen merasa bersalah terkait dengan membeli impulsif, membeli hedonistik yang menyenangkan dari membeli barang, aktivitas belanja yang memanjakan- terutama saat indra kehilangan kontrol diri," ujar Dr Harun Balick, psikoterapis dan konsultan psikilogi.
"Belanja selalu menjadi pertempuran 'keinginan' seorang individu dan 'keharusan' yang mengakibatkan perasaan menyesal atau bersalah muncul ketika mereka mengambil kesempatan yang mengakibatkan mereka merasa merusak 'aturan' belanja mereka."
Pikiran para pria modern soal belanja terungkap dalam studi 1.000 pria di Inggris, yang dilakukan oleh perusahaan retail Quidco.
Mereka menemukan, bahwa satu dari dua pria mengatakan mereka merasa bersalah ketika mereka terdorong berbelanja dan merasa khawatir bahwa pasangan melarang mereka. Pria merasa paling bersalah saat membeli peralatan hiburan, sama halnya saat wanita merasa bersalah membeli pakaian, sepatu dan make-up.
"Laporan menunjukkan kesulitan ekonomi mempengaruhi orang di seluruh Inggris," kata Hannah Green dari Quidco.
"Satu-satunya cara orang dapat mengatasi rasa bersalah ini untuk meyakinkan diri, bahwa mereka mendapatkan kesepakatan terbaik dan lebih baik dengan membeli secara tunai," ucapnya dikutip Female First.