Kantor Tanpa Sekat Turunkan Produktivitas

Ilustrasi bekerja di kantor.
Sumber :
  • inmagine

VIVAnews - Seperti apa bentuk ruang kerja di kantor Anda? Sebuah studi mengungkap bahwa karyawan yang bekerja di kantor dengan desain terbuka mengalami penurunan fungsi otak yang berkaitan dengan produktivitas.

Seperti dikutip dari Telegraph, desain ruang kantor terbuka akan mengganggu fokus kerja karyawan. Kondisi ini akan memicu karyawan melakukan aktivitas yang tak diinginkan otak dengan tingkat penurunan produktivitas mencapai 12 persen.

Adalah kritikus arsitektur, Tom Dyckhoff yang melakukan uji coba. Lewat acara 'The Secret Life of Buildings', ia mengenakan pelindung kepala yang dapat mengukur gelombang otak ketika bekerja di ruangan dengan desain terbuka. Hasilnya, terjadi banyak pengalihan perhatian.

Kantor dengan desain terbuka mulai muncul pada 1950. Berbeda dengan ruangan tertutup, desain ini sangat minim pembatas sehingga sesama karyawan dapat melihat pekerjaan satu sama lain. Lantaran praktis dan lebih murah dibandingkan desain tertutup, banyak perusahaan lebih memilih kantor dengan desain terbuka.

“Kantor desain terbuka dirancang sehingga setiap orang dapat bergerak dan berinteraksi dengan bebas untuk menciptakan pemikiran kreatif dan pemecahan masalah yang lebih baik,” ujar ahli saraf yang melakukan penelitian tersebut, Dr Jack Lewis.

Namun, menurut Lewis, kondisinya tidak sesederhana itu. Misalnya, ketika telepon genggam berdering saat sedang bekerja. Itu potensial mengacaukan konsentrasi. “Walaupun Anda tidak sadar, otak tetap merespons pengalihan tersebut,” ujarnya.

Menurut Lewis, penurunan fungsi otak akan meningkat dengan kondisi meja kerja yang terlalu kosong dan polos, tanpa dekorasi pribadi.

Psikolog dari Universitas Exeter, Dr. Craig Knight, juga mengingatkan pentingnya memberi kebebasan pada karyawan untuk menghias area kerja mereka. Tempat kerja karyawan yang diwarnai dengan gambar dan tanaman meningkatkan 32 persen kebahagiaan dan 15 persen produktivitas mereka. “Itu karena mereka mampu menyatu dengan sekeliling mereka sehingga merasa lebih nyaman dan konsentrasi,” ujarnya.

Profesor Fred Cage dari Institut Salk di San Diego memimpin sebuah penelitian dengan membandingkan otak tikus yang ditaruh di kandang kosong dan bersih, dengan seekor lainnya yang ditempatkan di lingkungan yang lebih berwarna.

Dalam sebulan, hasil menunjukkan fungsi otak tikus yang mendapatkan stimulasi dari lingkungannya meningkat hingga 15 persen. Area otak tikus tersebut kaya akan pembuluh darah dan saraf yang baru tumbuh. (Rudy Bun)

Dissenting Opinion, Hakim MK Saldi Isra Sebut Bansos Jadi Kamuflase Menangkan Paslon
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Mahmoud Abbas Marah

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Amerika Serikat (AS).

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024