- eolaspecialtyfoods.com
VIVAnews - Kementerian Perdagangan mengatakan Indonesia berpotensi menoreh prestasi baru sebagai negara dengan peningkatan ekspor yang berlipat ganda tercepat di antara negara-negara berkembang. Prestasi itu bisa terwujud jika nilai ekspor Indonesia pada 2011 menembus US$200 miliar.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Dedi Shaleh, menjelaskan, saat ini baru ada 20 negara yang berhasil mencetak nilai ekspor di atas US$200 miliar. Dari jumlah itu, 12 negara di antaranya masuk dalam golongan negara maju dan 8 negara berkembang.
"Belgia negara tercepat yang mampu melipatgandakan ekspornya yaitu 3 tahun, sedangkan negara seperti Amerika Serikat dan Rusia berhasil dalam waktu 5 tahun," kata Dedi Shaleh di Jakarta, Senin 15 Agustus 2011.
Sementara itu, untuk negara berkembang, Dedi melanjutkan, baru Brasil dan India yang mampu melipatgandakan pencapaian ekspor dalam waktu lima tahun. Jika berhasil meningkatkan ekspor hingga US$200 miliar pada akhir 2011, Indonesia bisa membuktikan persaingan dengan Brasil dan India.
Dedi memaparkan, negara sekelas Jerman baru bisa melipatgandakan ekspor menjadi US$200 miliar dalam jangka waktu 12 tahun. Waktu yang lebih lama harus dilalui Inggris yaitu selama 14 tahun, Prancis 10 tahun, Spanyol 10 tahun, dan Jepang 7 tahun.
Sementara itu, untuk negara berkembang, Arab Saudi baru bisa mencapai ekspor senilai US$200 miliar dalam jangka waktu 26 tahun, China 6 tahun, Singapura 10 tahun, Meksiko 8 tahun, dan Malaysia 7 tahun.
"Bisa dikatakan, jika Indonesia bisa mencapainya dalam lima tahun, itu merupakan prestasi yang bisa dibanggakan," katanya.
Seperti diketahui, ekspor Indonesia pada semester I-2011 mendekati US$100 miliar, yaitu US$98,6 miliar. Ekspor Indonesia tumbuh 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Dedi, ekspor semester pertama bersumber dari sektor industri yang terus tumbuh seiring investasi yang terus bergulir.
"Berdasarkan pengalaman lima tahun terakhir, ekspor semester dua tumbuh lebih tinggi. Ekspor 2011 dapat menjadi rekor tersendiri bila bisa menembus US$200 miliar," katanya. (art)
Diprotes Mahasiswa Uang Kuliah Naik, Wakil Rektor USU Sebut Disetujui Pemerintah
Ratusan mahasiswa tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (BEM USU) menggelar unjuk rasa kenaikan uang kuliah tunggal (UKT)
