VIVAnews -- Sejumlah tokoh dan aktivis antikorupsi mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Salah satu penanda tangan surat tersebut, Zainal Arifin Mochtar, menjelaskan bahwa latar belakangnya antara lain adalah keprihatinan terkait kasus-kasus korupsi.
"Intinya negara kayak dimainkan para koruptor, pengacara bisa mempermainkan proses hukum, seakan merusak KPK," kata Direktur Pusat Studi Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada tersebut saat dihubungi VIVAnews.com, Sabtu 20 Agustus 2011.
Dia menambahkan, surat tersebut juga merupakan dukungan kepada kerja Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain itu, SBY juga diminta melindungi warga dari kebijakan yang tak berpihak pada rakyat. "Penting mengingatkan, ada langkah-langkah yang harus diambil, kebijakan yang keras dan kuat," tambah dia.
Berikut isi surat terbuka kepada SBY:
Kepada Presiden Republik Indonesia, kami memberikan dukungan keberanian untuk melakukan langkah-langkah aktif dan nyata, menggunakan kewenangan tertinggi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, serta sebagai pemegang mandat Rakyat Indonesia, untuk melindungi negara dan warga bangsa:
*Dari serangan balik para koruptor,
*Dari kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada kebutuhan dasar rakyat banyak,
*Dari pemiskinan terstruktur karena penguasaan sumberdaya ekonomi oleh segelintir kelompok,
*Dari ketidakpastian hukum dan penegakan hukum yang tidak adil,
*Dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang diambil atas dasar kepentingan politik jangka pendek.
Jakarta, enam puluh enam tahun setelah Indonesia merdeka.
Tertanda, rakyat Indonesia
Anies Baswedan; Anita Wahid; Bambang Widodo Umar; Betti S. Alisjahbana ; Burhan Muhtadi; Danang Widoyoko; Eep Saefulloh Fattah; Eddy Swandi Hamid; Endriartono Sutarto; Erry R. Hardjapamekas; Faisal Basri; Hamid Chalid; Ikrar Nusa Bakthi; Imam Prasodjo; Komaruddin Hidayat; M. Ichsan Loulembah; Mas Achmad Santosa; Monica Tanuhandaru; Natalia Soebagjo; Ratih Sanggarwati; Rhenald Kasali; Saldi Isra; Teten Masduki; Atika Makarim; Todung Mulya Lubis; Yenni Wahid; Yunarto Wijaya; Zainal Arifin Mochtar; Zumrotin K. Susilo.
Golkar Tepis Isu Istri Ridwan Kamil Mundur dari Bursa Pilkada Kota Bandung
Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, dikabarkan mundur dari bursa pencalonan Pilkada Kota Bandung. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menepis kabar itu.
