- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Pengamat pasar uang Farial Anwar mengemukakan krisis global yang tengah terjadi di Amerika Serikat dan Eropa akan berdampak panjang ke sejumlah negara. Karena itu, dia menilai Indonesia harus mewaspadai gelojak tersebut.
“Saya melihat krisis ini berpotensi jangka panjang dan mungkin akan lebih parah dari 2008,” kata Farial saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 16 September 2011. "Hingga kini AS dan Eropa belum menemukan solusi mengatasi krisis mereka, ini yang sangat berbahaya."
Farial menjelaskan, adanya berita buruk mengenai peringatan krisis global membuat investor khawatir, termasuk mereka yang berinvestasi di Indonesia. Tak heran bila mereka beberapa hari lalu keluar, sehingga membuat nilai tukar rupiah melemah.
“Ini adalah ulah pemain asing yang melakukan pembalikan arah secara besar-besaran dan tiba-tiba, mereka menghindari investasi yang berisiko tinggi karena melihat pasar Asia akan bermasalah,” ujarnya
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah pagi ini telah kembali menguat ke level Rp8.785 per dolar AS, dari beberapa hari sebelumnya yang sempat menyentuh level Rp8.900 per dolar AS. Level ini termasuk melemah tajam bila dibandingkan awal bulan ini yang masih bertengger di posisi Rp8.500-Rp8.600 per dolar AS.
Menurut Farial, pasar modal Indonesia sempat mengalami bubble, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat mencapai level 4.000. “Para investor itu ketakutan dan mereka memilih keluar dari Indonesia, karena dikhawatirkan akan terjadi resesi. alaupun Indonesia belum mengalami situasi itu,” paparnya.
Yang perlu dikhawatirkan, Farial melanjutkan, adalah negara tujuan ekspor Indonesia, karena bisa saja permintaan ekspor menurun dengan adanya krisis global.
“Kalau negara tujuan ekspor mengalami masalah, permintaan ekspor menurun, dan pengangguran bertambah. Ini otomatis akan berdampak besar terhadap perekonomian nasional,” katanya. (art)
22 Tahun Dikabarkan Meninggal, Masiroh Kembali dan Ceritakan Kisahnya di Suriah
Seorang TKW bernama Masiroh pulang ke kampung halamannya di desa Pranggong, kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat setelah 22 tahun dikabarkan meninggal dunia.
