Cegah Bubble, 30 BUMN Harus Segera IPO

Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Krisis utang Amerika Serikat dan Eropa dinilai akan menggeser pusat ekonomi dunia ke Asia, khususnya China, Jepang, Korea, India, dan ASEAN. Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menampung dana dari Eropa dan Amerika Serikat.

Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Sabang Merauke Circle, Perdana Wahyu Santosa mengatakan krisis utang AS dan Eropa  memang mengancam Bursa Efek Indonesia dengan situasi fluktuatif. Namun, kondisi itu hanya akan bersifat sementara sebagai efek ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.

"Diprediksi ancaman krisis tersebut hanya sekitar 6-9 bulan ke depan. Namun, dalam jangka menengah panjang merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menampung dana dari Amerika Serikat dan Eropa. Bukan hanya menyerap Surat Utang Negara tetapi juga masuk ke pasar modal," kata Perdana Wahyu dalam seminar nasional bertema "Krisis Keuangan Amerika Serikat dan Eropa serta Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia," di Jakarta, Senin 19 September 2011.

Menurut Wahyu, Indonesia saat ini sebagai salah satu pasar di negara berkembang (emerging market) paling menarik di Asia Pasifik. Untuk itu, ia menyarankan pemerintah untuk segera menyiapkan privatisasi terhadap 20-30 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi agar terhindar dari kemungkinan munculnya gelembung ekonomi.

Terpopuler: Fakta Baru Perselingkuhan Andrew Andika, Netizen Bongkar Keburukan Muhammad Fardhana

Puluhan BUMN yang bisa diprivatisasi lewat mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) itu utamanya perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, logistik, dan keuangan.

"Dengan IPO tersebut diharapkan dana asing terserap secara efisien dan efektif untuk pengembangan bisnis BUMN tersebut, sehingga mentransformasikan hot money menjadi warm money," ujar Wahyu. "Maka akan banyak proyek-proyek pemerintah yang dapat dikerjakan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional."

Selain IPO, pemerintah diimbau untuk menyiapkan media serap dana asing di sektor infrastruktur yang dinilai feasible secara ekonomi dan hukum. Pemerintah harus mampu meyakinkan investor asing untuk menanamkan dananya dalam proyek yang bebas risiko politik, hukum, dan operasi lapangan.

"Sekalipun minat investor yang tinggi untuk menanamkan dananya di Indonesia, semua akan tergantung kepada konsistensi pembangunan ekonomi nasional melalui format MP3EI," katanya.

Kapasitas ekonomi yang terbatas saat ini hanya mampu mendukung pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga tujuh persen, sehingga konsekuensi logis pemerintah harus terus meningkatkan infrastruktur agar perekonomian Indonesia tidak mudah overheating. (art)

Bus pariwisata alami kecelakaan maut di Ciater Subang

Bus Maut di Ciater Tewaskan 11 Orang, Kemenhub: Menyedihkan, Uji KIR-nya Mati Sejak 2023

Bus Trans Putera Fajar itu terlibat dalam tragedi kecelakaan maut di Ciater, Subang yang menewaskan 11 orang. Bus maut itu membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024